Ketua DPD RI LaNyalla: Raja dan Sultan Harus Dilibatkan dalam Pembangunan Bangsa

<p>Ketua DPD RI LaNyalla: Raja dan Sultan Harus Dilibatkan dalam Pembangunan Bangsa</p>
Ketua DPD RI LaNyalla: Raja dan Sultan Harus Dilibatkan dalam Pembangunan Bangsa

Gemasulawesi – Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, kerajaan dan kesultanan nusantara harus dilibatkan langsung dalam pembangunan bangsa ini.

“Pasalnya, entitas civil society seperti Kerajaan dan Kesultanan mempunyai jasa besar dalam proses lahirnya bangsa dan negara,” kata Ketua DPD RI, LaNyalla saat berkunjung ke Sekadau, Kalimantan Barat, Jumat, 29 Oktober 2021.

Dengan alasan tersebut, LaNyalla siap memperjuangkan amanat para raja dan sultan nusantara yang diberikan kepadanya sewaktu Deklarasi Sumedang, dan termaktub dalam 7 Titah Raja dan Sultan Nusantara.

“Sumbangsih kerajaan dan kesultanan nusantara sebagai bagian dari proses lahirnya bangsa ini tidaklah kecil, baik dukungan moril dan materiil. Maka tidak berlebihan bila saya, dan seharusnya kita semua, menyebut bahwa Kerajaan Nusantara adalah salah satu pemegang saham utama negeri ini,” tuturnya.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Berharap Jurnalis Praktikan Jurnalisme Bijak

Senator dari Jawa Timur itu menjelaskan, jauh sebelum Sumpah Pemuda, ada banyak momentum atau tonggak sejarah kesadaran Indonesia sebagai sebuah bangsa.

“Masih ada tonggak berdirinya Budi Oetomo di tahun 1908, ada Sarikat Dagang Islam di tahun 1905. Dan jika ditarik mundur lagi ke belakang lebih jauh lagi, ada banyak tonggak sejarah bangsa seperti era perlawanan Cut Nyak Dien terhadap Belanda, hingga perang Diponegoro atau Perang Jawa di tahun 1825 hingga 1830,” tambahnya.

Di era kerajaan dan kesultanan nusantara, sejarah mencatat perlawanan sejumlah kerajaan dan kesultanan nusantara kepada VOC di masa itu. Seperti pertempuran melawan Belanda di Bali yang melibatkan kerajaan Buleleng, Karangasem, serta Klungkung.

Selain itu, ada Kerajaan Mataram di Era Raden Mas Said dan Pangeran Mangkubumi juga melakukan perlawanan terhadap VOC. Begitu pula perlawanan Kerajaan Gowa-Tallo di Makassar, Banten, Riau, Maluku, Aceh, dan banyak lagi.

“Termasuk apa yang dialami Kerajaan Sekadau. Ketika Panembahan Gusti Akhmad Sri Negara dinobatkan naik tahta, tetapi oleh Belanda, panembahan beserta keluarganya justru diasingkan ke Malang, Jawa Timur, karena dituduh telah menghasut para Tumenggung untuk melawan Belanda,” katanya.

Meski tidak semua mencatat kemenangan, tetapi secara hakikat, perlawanan-perlawanan tersebut adalah cikal bakal spirit kedaulatan sebagai sebuah bangsa. Spirit inilah yang kemudian menjadi ilham dan inspirasi dalam melahirkan pejuang-pejuang kemerdekaan di tanah Nusantara ini.

“Kesimpulannya sumbangsih Kerajaan dan Kesultanan Nusantara sangat konkret dan tidak bisa dihapus dari sejarah. Belum lagi soal peradaban Indonesia yang unggul. Ini semua karena mewarisi banyak tradisi, nilai-nilai luhur dan adiluhung dari Kerajaan dan Kesultanan Nusantara,” tuturnya.

Oleh karena itu, LaNyalla menilai sangat tidak adil jika kerajaan dan kesultanan nusantara tidak bisa terlibat dalam menentukan wajah dan arah perjalanan bangsa.

“Sangat tidak adil karena hanya Partai Politik yang menjadi penentu wajah dan arah bangsa dan karena itulah saya juga kemudian menyuarakan Amandemen Konstitusi ke-5. Selain untuk mengubah sistem ketatanegaraan Indonesia juga untuk menggugah kesadaran publik, termasuk kesadaran pemerintah dan bangsa Indonesia agar memberi penghargaan bagi elemen bangsa yang melahirkan negara ini,” katanya. (****)

Baca:Pelaku Hina Profesi Wartawan, Dijerat UU ITE

...

Tags

Artikel Terkait

wave

PMI Surabaya Pecat Pegawai Perjualbelikan Plasma Konvalesen

Salah satu pegawai Palang Merah Indonesia Surabaya, bernama Yogi Agung Prima Wardana dipecat, karena didakwa perjualbelikan plasma konvalesen

Delegasi Uni Eropa Tertarik Investasi Perkantoran di Ibu Kota Negara Baru

Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia tertarik investasi pembangunan perkantoran di calon Ibu Kota Negara baru di Kabupaten Penajam Paser Utara

Presiden Jokowi: Waktunya Pemuda Jadi Pemimpin Menangkan Kompetisi

Presiden Jokowi menyampaikan di era disrupsi ini adalah momentum bagi pemuda untuk menjadi pemimpin dan memenangkan kompetisi.

Presiden Jokowi Anugerahi Gelar Pahlawan Nasional kepada Tokoh Sulawesi Tengah

Jokowi akan anugerahi gelar pahlawan nasional kepada tokoh Sulawesi Tengah, Tombolotutu (almarhum), dilaksanakan 10 November 2021.

Menteri PPPA Ingatkan Dampak Negatif Perkawinan Anak

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengingatkan, perkawinan anak memberikan banyak dampak negatif

Berita Terkini

wave

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.

KPK Ungkap Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pansus DPR Soroti Pembagian Tambahan yang Menyimpang

KPK dan DPR mengusut dugaan korupsi kuota haji 2023–2024, termasuk jual beli kuota dan pelanggaran aturan pembagian.

KPK Benarkan Pengembalian Uang oleh Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji

KPK mengonfirmasi pengembalian dana oleh Khalid Basalamah terkait kuota haji, serta ungkap kerugian negara capai Rp1 triliun.


See All
; ;