Sulawesi Utara, gemasulawesi – Pada tanggal 28 November 2023, wilayah Sulawesi Utara akan mengalami dampak dari kondisi cuaca ekstrem yang terjadi.
Wilayah-wilayah di Sulawesi Utara yang akan terdampak meliputi Minahasa, Tomohon, Minahasa Selatan, Bolmong, Bolmong Selatan dan Kepulauan Sitaro.
Meski demikian juga ada beberapa wilayah di Sulawesi Utara yang akan diguyur hujan, seperti pada siang hari, hujan akan mengguyur wilayah Tondano, Tomohon, Ratahan, Lolak, Kota Mobagu, Bitung dan Amurang.
Sementara itu, pada malam hari, curah hujan diharapkan terjadi di wilayah Boroko, Melongguane dan Tahuna, sesuai informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem ini, penting untuk memahami dampak yang mungkin terjadi di setiap wilayah yang terdampak.
Di Minahasa, Tomohon, Minahasa Selatan, Bolmong, Bolmong Selatan dan Kepulauan Sitaro, perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif guna mengurangi risiko yang mungkin timbul akibat cuaca ekstrem.
Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan menyusun strategi pengelolaan air hujan, terutama di wilayah yang diperkirakan akan mengalami hujan deras.
Drainase yang baik dan pemantauan sungai dapat membantu mengurangi potensi banjir.
Selain itu, perlu dipastikan bahwa sistem peringatan dini dan evakuasi berjalan dengan baik untuk meningkatkan respons cepat terhadap situasi darurat.
Bagi wilayah Tondano, Tomohon, Ratahan, Lolak, Kota Mobagu, Bitung dan Amurang yang diperkirakan akan diguyur hujan pada siang hari, perlu diingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir dan longsor.
Di wilayah Boroko, Melongguane dan Tahuna yang diprediksi akan diguyur hujan pada malam hari, perlu diberikan perhatian khusus terhadap ketersediaan fasilitas evakuasi dan persediaan logistik darurat.
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai langkah-langkah keamanan seperti menjauh dari daerah rawan longsor dan banjir dapat menjadi langkah proaktif untuk meminimalkan risiko kecelakaan.
Dengan memahami kondisi cuaca ekstrem yang dihadapi dan mengambil langkah-langkah antisipatif, diharapkan masyarakat dan pihak berwenang dapat bekerja sama untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi.
Kesiapsiagaan dan koordinasi yang baik akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem sehingga kerugian dapat diminimalkan dan keselamatan masyarakat dapat dijaga dengan baik.
Informasi terkini dari BMKG perlu terus dipantau agar langkah-langkah yang diambil dapat disesuaikan dengan perkembangan cuaca yang terjadi. (*/Riski Endah Setyawati)