Anti Mainstream ! Petani Jagung Mengubah Kelor Jadi Pupuk Organik

waktu baca 2 menit

Nasional, gemasulawesi – Lantaran banyaknya tanaman di sekitar, Ignatius Iking yang merupakan di Nusa Tenggara Timur (NTT) kreatif mengubahnya menjadi pupuk .

Sikka di NTT sudah sering mengeluh sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi.

Ignatius Iking yang merupakan Ketua Gapoktan Wa Wua sempat kebingungan juga mendengar keluhan ini dan mulai memutar otak.

Ketika melihat banyak tanaman di sekitarnya, Iking kemudian berkonsultasi dengan penyuluh pertanian setempat untuk melihat kemungkinan mengolah .

Baca Juga : Warga Parigi Moutong Diminta Manfaatkan Lahan Tidur untuk Tanam Kelor

Nyatanya, bisa dicampur dengan kulit pisang yang kemudian difermentasi untuk menjadi pupuk .

Akhirnya sejak tahun 2022, Iking mulai membuat pupuk fermentasi dari keduanya.

Iking menggunakan campuran EM4 dan dalam waktu 3-4 hari, kulit pisang bisa berubah menjadi pupuk cair siap pakai.

Baca Juga : Pemprov Sulawesi Tengah, Dorong Petani Manfaatkan Pupuk Organik

Sementara daun menjadi pupuk yang lebih kompleks dalam dua minggu.

“Dari 6 kg kulit pisang yang dicampur dengan EM4 dan air 6 liter, bisa menghasilkan pupuk cair 6 liter,” tuturnya.

Tidak hanya itu, ampas fermentasi juga dapat digunakan untuk membuat kompos berkualitas tinggi yang mampu meningkatkan kesuburan tanah.

Hasil pembuatan pupuk cair dan pupuk kompos dari fermentasi bahan tersebut, Iking menyimpannya dalam botol plastik bekas air mineral dan dijual ke dengan harga terjangkau.

Baca Juga : Kejagung Lidik Dugaan Korupsi PT Pupuk Indonesia

Sebelum dijual, pupuk ini sudah diujicoba di lahan sendiri oleh Iking.

Dari lahan 1 hektar, jika menggunakan pupuk cair dari kulit pisang bisa menghasilkan 4 ton ubinan.

Sedangkan dari pupuk cair daun , hasil produksi bisa meningkat hingga menghasilkan 6 ton.

Iking mengakui, pupuk cair racikannya cocok untuk berbagai jenis tanaman, termasuk dan padi.

Baca Juga : DTPHP Parigi Moutong Menjamin Pupuk Bersubsidi Tersedia

“Untuk , bisa diberikan pupuk cair ini seminggu sekali dan disiramkan ke tanah, khususnya akar tanaman,” tuturnya.

Iking menambahkan, butuh 6 kali pemupukan dengan pupuk cair ini, mulai dari berbunga lalu panen.

‘Untuk lahan seperempat hektar butuh 16 liter pupuk cair hingga berbunga,” ujarnya. (*/YN) 

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.