Disentil Wapres Soal Stunting, Pemprov Sulbar Siapkan Pola Keluarga Asuh

waktu baca 2 menit
Ket. Anak-anak hidup dengan kemiskinan ekstrim sangat rentan stunting (Foto/UM Surabaya)

, gemasulawesi – Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin sempat menyentil Provinsi Sulbar yang lambat dalam penanganan , saat Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Angka di Sulbar, beberapa saat lalu. 

Menurut pengamatan Wapres, KH. Ma'rif Amin, selama 4 tahun terakhir Provinsi Sulbar masih terperangkap dalam angka yang tinggi di Tanah Air.

Malahan, angka Sulbar naik 1,2 persen dibandingkan tahun 2021.

Baca Juga : Wapres Ma'ruf Amin Dorong Pemda Berani Laksanakan PTM

Inilah yang menyebabkan Provinsi Sulbar menjadi Provinsi kedua tertinggi angka stuntingnya, menyentuh angka 35 persen.

Kabupaten Majene, menjadi wilayah dengan tingkat prevalensi balita tertinggi di Sulbar, mencapai 40,6 persen atau dua kali lebih tinggi dari standar WHO.

Dua kabupaten lainnya adalah Kabupaten Polewali Mandar dengan tingkat prevalensi mencapai 39,3 persen. Kabupaten lainnya adalah Kabupaten Mamasa dengan tingkat prevalensi mencapai 38,6 persen.

Baca Juga : Tahun 2022 Parigi Moutong Target Turunkan Kasus Stunting 9 Persen

Pj , Akmal Malik ketika bertemu dengan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, di Jakarta, Rabu 01 Maret 2023 mengatakan berbagai upaya dilakukan Pemprov untuk menekan angka ini, salah satunya dengan menerapkan keluarga asuh.

Dimana, seluruh pejabat Pemprov wajib mendampingi keluarga dengan risiko .

Program Keluarga asuh ini pun akan diperkuat dengan peningkatan akses dan kualitas pelayanan, promosi, konseling dan edukasi keluarga berencana.

Baca Juga : Januari 2021, Angka Stunting di Parigi Moutong Turun 11,4 Persen

Selain pendampingan langsung, Pemprov Sulbar juga mendorong basis data Desa Presisi agar penanganan tepat sasaran.

Institut Pertanian Bogor (IPB University) pun digandeng Akmal Malik untuk menguatkan pendataan Data Desa Presisi ini.

Sehingga, program penurunan bisa fokus pada desa-desa dengan tingkat kemiskinan ekstrim dan para ibu hamil.

Pemprov mencatat, target sasaran keluarga beresiko ini tersebar di enam kabupaten, yaitu Mamuju (14.080 keluarga), Majene (10.282 keluarga), Polewali Mandar (19.040 keluarga), Pasangkayu (6.934 keluarga), Mamasa (10.799 keluarga) dan Mamuju Tengah (4.327 keluarga).

Untuk anggaran, Pemprov telah mengalokasikan APBD 2024 senilai Rp 38,5 Milyar yang bisa digunakan untuk mempercepat penurunan di Sulbar. (*/YN) 

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.