Depok, gemasulawesi - Di tengah-tengah suasana ujian yang tenang, sebuah insiden mengejutkan terjadi di Sekolah Dasar Negeri Pasir Putih 02, Kota Depok.
Seorang guru agama di Sekolah Dasar Negeri Pasir Putih 02 berinisiatif menghentikan sebuah bus yang membunyikan klakson telolet saat melintas di depan sekolah.
Aksi guru di Depok itu pun menjadi viral usai videonya tersebar luas di media sosial.
Rahmat Setiadi, guru agama yang mengambil tindakan tersebut, menjelaskan bahwa suara klakson yang keras mengganggu konsentrasi para siswa yang sedang menjalani ujian hari pertama.
“Anak-anak sedang menghadapi ujian penting. Mereka butuh ketenangan, tetapi tiba-tiba ada bus lewat membunyikan klakson telolet. Spontan, saya menghentikan bus itu agar anak-anak bisa kembali fokus,” jelas Rahmat.
Insiden seperti ini sebenarnya bukan hal baru di Jalan Pasir Putih, Sawangan, Kota Depok.
Jalan tersebut sering dilalui oleh bus pariwisata yang menuju tempat-tempat wisata, dan bus-bus ini kerap kali membunyikan klakson telolet yang menjadi ciri khas mereka.
Namun, bagi para siswa yang sedang berjuang dalam ujian, suara keras tersebut menjadi gangguan serius.
Aksi Rahmat menuai berbagai reaksi dari warganet, sebagaimana terlihat dalam unggahan di akun Instagram @fakta.indo.
“Telolet sebenarnya tidak salah karena banyak orang menyukainya, yang salah hanya tempat dan waktunya. Jadi, wajar saja jika gurunya marah karena mengganggu murid yang sedang belajar,” tulis akun @edg***.
Banyak yang memuji keberaniannya dalam mengambil tindakan demi menjaga ketenangan lingkungan belajar.
“Setuju banget sama pak guru. Telolet jangan dibunyikan waktu jam sekolah,” ungkap akun @han***.
Namun, ada juga yang mengkritik cara yang dipilihnya, menganggap tindakan tersebut terlalu emosional dan tidak seharusnya dilakukan di tengah jalan.
Menanggapi viralnya kejadian tersebut, pihak sekolah menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang terjadi.
Kepala Sekolah SDN Pasir Putih 02 menyatakan bahwa meskipun tindakan Rahmat didasarkan pada niat baik untuk melindungi hak siswa, mereka memahami bahwa caranya bisa menimbulkan berbagai pendapat.
"Kami mohon maaf atas kegaduhan yang terjadi. Kami hanya ingin memastikan siswa bisa belajar dengan tenang. Kami berharap masyarakat lebih menghargai kebutuhan siswa untuk fokus selama ujian," kata Kepala Sekolah.
Dukungan terhadap tindakan Rahmat datang dari berbagai pihak.
Banyak yang menilai bahwa aksinya menunjukkan kepedulian tinggi terhadap pendidikan dan ketenangan siswa.
Namun, tidak sedikit pula yang merasa bahwa cara yang ditempuh kurang tepat dan seharusnya ada pendekatan lain yang lebih bijaksana. (*/Shofia)