Nasional, gemasulawesi - Baru-baru ini, beredar informasi yang mengklaim Bank Syariah Indonesia (BSI) akan mengubah tarif transaksi mereka secara drastis.
Kabar perubahan tarif dari Bank BSI ini pun dengan cepat beredar luas di media sosial.
Menurut informasi yang tersebar, BSI dikabarkan akan mengganti tarif transaksi dari Rp 6.500 per transaksi dan BI FAST Rp 2.500 per transaksi menjadi Rp150.000 per bulan untuk unlimited transaksi.
Oleh karenanya, nasabah diminta untuk segera memberikan konfirmasi atas persetujuan mereka terhadap tarif baru ini.
Jika tidak ada konfirmasi, dianggap setuju secara otomatis dan penagihan akan dilakukan secara autodebet dari rekening tabungan nasabah.
Hal ini membuat kesal para nasabah yang dan membagikan pengalamannya ini di media sosial, salah satunya sebagaimana terlihat dalam cuitan di akun X @mukidi***.
“Pagi pagi sudah dapat surat cinta dari BSI, memang harus tutup rekening ini! Kebijakan yang gak masuk akal,” jelasnya dengan menyertakan surat dari BSI tersebut.
BSI, salah satu lembaga keuangan terkemuka di Indonesia yang mengoperasikan sistem perbankan syariah, telah memberikan klarifikasi resmi terkait informasi yang beredar luas ini.
“Kami memahami atas ketidaknyamanan yang Kakak alami mengenai maraknya indikasi penipuan yang mengatasnamakan BSI. Sebagai informasi, BSI tidak pernah meminta konfirmasi terkait perubahan tarif biaya melalui media atau link apapun ya Kak,” jelas akun resmi BSI.
Mereka dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada rencana atau pengumuman resmi mengenai perubahan tarif transaksi seperti yang disebutkan dalam berita viral tersebut.
“Kami informasikan terkait dengan hal tersebut bukanlah informasi resmi Bank Syariah Indonesia dan kami himbau untuk selalu berhati-hati terhadap pihak yang tidak bertanggung jawab mengatasnamakan Bank Syariah Indonesia ya Kak,” lanjutnya lagi.
Klarifikasi ini disampaikan dalam upaya BSI untuk mengatasi kebingungan dan kekhawatiran yang mungkin timbul di kalangan nasabah dan masyarakat umum.
Bank Syariah Indonesia menegaskan bahwa mereka selalu berkomitmen untuk memberikan layanan yang transparan dan dapat dipercaya kepada nasabah mereka, serta menjaga integritas informasi yang disampaikan kepada publik.
Penting untuk dicatat bahwa hoaks seperti ini dapat memiliki dampak yang signifikan.
Tidak hanya dapat mempengaruhi keputusan finansial individu dan bisnis, tetapi juga dapat merusak reputasi lembaga keuangan yang terlibat.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu memverifikasi keabsahan informasi sebelum mengambil tindakan atau menyebarkannya lebih lanjut.
Di tengah penyebaran informasi yang tidak valid, BSI mengingatkan nasabah dan masyarakat untuk hanya mengandalkan sumber informasi resmi dari bank atau lembaga keuangan yang bersangkutan.
Ini adalah langkah yang penting untuk menghindari penipuan atau manipulasi informasi yang sering kali menyertai hoaks semacam ini.
Selain memberikan klarifikasi, Bank Syariah Indonesia juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menekankan komitmen mereka terhadap keamanan data nasabah.
Dalam dunia perbankan digital yang semakin berkembang, keamanan informasi pribadi menjadi prioritas utama.
BSI berkomitmen untuk terus meningkatkan dan menguatkan sistem keamanan IT mereka guna melindungi privasi nasabah dari potensi ancaman keamanan cyber yang ada.
Sebagai bank yang bertanggung jawab, BSI juga mengajak masyarakat untuk lebih waspada terhadap informasi yang tidak terverifikasi yang mungkin beredar di platform media sosial atau melalui pesan berantai.
Edukasi dan kesadaran publik tentang pentingnya memeriksa keaslian informasi sebelum dipercayai atau disebarkan merupakan langkah krusial dalam mengurangi dampak dari penyebaran hoaks dan informasi palsu. (*/Shofia)