Berita parigi moutong, gemasulawesi– Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrat atau Nasdem Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah laksanakan Qurban.
“Sebanyak 22 ekor sapi qurban itu merupakan bantuan dari Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem Ahmad M Ali. Bantuan itu untuk DPD Partai Nasdem Parigi Moutong, tepat di Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah,” ungkap Ketua DPD Partai Nasdem Parigi Moutong Sayutin Budianto Tongani, di halaman Kantor DPD Nasdem Parimo, Sabtu 1 Agustus 2020.
Baca JugaL: Asosiasi Pedagang Pasar Sentral Parigi Moutong Qurban Enam Ekor Sapi
Ia mengatakan, qurban setelah disembelih dagingnya akan diserahkan kepada warga yang membutukan dan berhak menerima.
Pihaknya lanjut dia, bersama seluruh jajaran Pengurus DPD Partai Nasdem Parigi Moutong, Garnita, DPC Nasdem se-Parigi Moutong dan DPRt se-Parimo, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Ahmad M Ali atas bantuan sapi qurban.
“Alhamdulillah, warga Parigi Moutong dapat 22 Ekor Sapi untuk qurbanpada hari ini. Semoga menjadi berkah dan Waketum beserta Keluarga selalu diberikan nikmat sehat, panjang umur dan rezeki dari Allah SWT,” tuturnya.
Ia melanjutkan, sebagai Ketua DPD Partai Nasdem Parigi Moutong berharap agar seluruh struktur Partai dari Tingkat DPD, DPC dan DPRt selalu kompak dan menjalin silaturahmi yang baik dengan warga.
Keluarga besar DPD Partai Nasdem Parigi Moutong mesti bisa mencontoh Waketum. Ahmad Ali sangat besar perhatiannya kepada struktur partai, dan kepada seluruh warga Sulawesi tengah.

Berqurban ternyata memiliki sejumlah keutamaan. Berikut penjelasannya.
- Lewat Berqurban Bisa Lebih Mendekatkan Diri Kepada Allah
Momentum qurban menjadi salah satu cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam surat Al-Maidah ayat 27: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertaqwa.”
- Qurban Cerminkan Sikap Patuh dan Taat
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS Al Hajj: 34)
- Sebagai Saksi Amal di Hadapan Allah SWT
Ibadah qurban mendapatkan ganjaran yang berlipat dari Allah SWT. “Pada setiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Juga kelak pada hari akhir nanti, hewan yang kita qurbankan akan menjadi saksi.
“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dgn tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulunya. Sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR. Ibnu Majah)
- Membedakan dengan Nonmuslim
Sejatinya qurban (penyembelihan hewan ternak) tidak saja dilakukan umat Islam setiap hari raya adha tiba, tetapi juga umat lainnya.
Sebagai contoh, pada zaman dahulu orang-orang jahiliyah juga melakukan qurban. Hanya saja yang menyembelih hewan qurban untuk dijadikan sebagai sesembahan kepada selain Allah.
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (qurbanku), hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS: Al-An’am: 162-163)
- Ajaran Nabi Ibrahim
Berqurban juga menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang ketika itu Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail ‘alaihis salam ketika hari an nahr (Idul Adha).
- Berdimensi Sosial Ekonomi dan Kemanusiaan
Ibadah qurban menjangkau sisi sosial dan kemanusiaan aspek sosial. Sebagaimana diketahui distribusi daging qurban mencakup seluruh kaum muslimin, dari kalangan manapun ia, fakir miskin hingga mampu sekalipun.
Sehingga hal ini akan memupuk rasa solidaritas umat. Jika mungkin bagi si fakir dan miskin, makan daging adalah suatu yang sangat jarang. Tapi pada saat hari raya Idul Adha, semua akan merasakan konsumsi makanan yang sama.
Laporan: Muhammad Rafii