Palu, gemasulawesi – Badan Riset dan Inovasi Daerah atau Brida Sulawesi Tengah membentuk tim kajian riset skema kolaborasi pengembangan dan pengelolaan geowisata Kota Taman Bumi ‘Palu Geopark City’ di kluster Palu, Sigi, Donggala atau Pasigala.
Kepala Brida Provinsi Sulawesi Tengah, Faridah Lamarauna, dalam keterangannya di Palu pada tanggal 8 Juli 2024, menyatakan bahwa skema pengembangan dan pengelolaan Palu Geopark City memerlukan waktu yang tidak singkat.
Faridah Lamarauna menambahkan perlu dilakukan kajian untuk mendapatkan sebuah dokumen dalam pengembangannya.
“Tentunya kami membutuhkan dukungan dari kabupaten atau kota penyangga Provinsi Sulawesi Tengah,” katanya.
Dia melanjutkan hal itu dikarenakan pengembangan masalah ini telah dibahas lama.
Kajian ini adalah sebuah kolaborasi yang dilakukan antara Brida Sulawesi Tengah bersama dengan Universitas Tadulako atau Untad dalam rangka menindaklanjuti draf Perpres tentang percepatan pembangunan ekonomi Pulau Sulawesi dan wilayah sekitarnya sebagai daerah penyangga IKN.
Dia menerangkan realisasi pengembangan Geopark City juga untuk mewujudkan nilai tambah pariwisata berkelanjutan dengan fungsi utama jasa dan industri, perdagangan, unggulan pariwisata berbasis geowisata dan juga pendidikan dan riset kebencanaan.
Dikutip dari Antara, Faridah Lamarauna menyampaikan dengan pembentukan kajian, keberadaaan Brida sebagai badan riset bukan menjadi sebuah permasalahan apabila Brida yang menangani langsung kegiatan itu.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Peneliti Untad, Wildani Pingkan Suripurna Hamzens, menyatakan ada 5 poin keterlibatan Sulawesi Tengah dalam menyukseskan Indonesia Emas diantaranya sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara, yang mana Hutan Kota dan Palu Geopark City sebagai ikonnya.
Dia memaparkan 5 poin yang dimaksud, yakni berupa sejarah dan konsep, kajian skema kolaborasi, penerapan dan kontribusi dalam pembangunan Sulawesi Tengah, akhir dan dampak yang diharapkan.
“Geopark City hadir dikarenakan diperlukan perencanaan kota yang spesifik, yang dapat memenuhi kriteria yang diharapkan, yaitu aman, nyaman dan juga pemahaman terkait dengan mitigasi kebencanaan pasca bencana tahun 2018,” pungkasnya. (Antara)