Viral di Media Sosial! Mahasiswa Universitas Negeri Makassar Didorong dan Dibentak Dosen Gegara Tanya Soal Kewajiban Beli Jas Almamater

Beredar video viral yang memperlihatkan seorang mahasiswa UNM diusir sejumlah dosen di kampus itu lantaran memprotes kebijakan pembelian jas.
Beredar video viral yang memperlihatkan seorang mahasiswa UNM diusir sejumlah dosen di kampus itu lantaran memprotes kebijakan pembelian jas. Source: Foto/Tangkap layar Instagram @mksinfo.official

Makassar, gemasulawesi - Peristiwa mengejutkan terjadi di Universitas Negeri Makassar (UNM), salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 

Sebuah video yang memperlihatkan seorang mahasiswa UNM mendapat perlakuan tak baik menjadi viral di media sosial. 

Insiden ini terjadi setelah mahasiswa UNM tersebut mempertanyakan kebijakan baru mengenai pembelian jas almamater yang diwajibkan bagi mahasiswa baru.

Dalam video yang beredar luas, terlihat mahasiswa tersebut sedang berdiskusi dengan dosen mengenai kebijakan baru yang mewajibkan mahasiswa membeli jas almamater dengan harga yang dinaikkan dari Rp175 ribu menjadi Rp250 ribu. 

Baca Juga:
Kembali Menegaskan Komitmennya untuk Mempercepat Industrialisasi, Pemerintah Indonesia Dilaporkan Menerbitkan PP Nomor 20 Tahun 2024

Mahasiswa tersebut, dengan nada yang tenang, menanyakan alasan di balik kebijakan tersebut dan mengapa mereka tidak bisa menggunakan jas almamater yang sudah dimiliki sebelumnya, baik dari kerabat atau sumber lain

Namun, pertanyaan yang diajukan mahasiswa tersebut tampaknya memicu reaksi keras dari sang dosen. 

Dalam video, dosen tersebut terlihat mulai kehilangan kesabaran, membentak mahasiswa, dan akhirnya mendorongnya. 

Kejadian ini langsung memicu reaksi dari mahasiswa lain yang berada di ruangan tersebut, beberapa di antaranya mencoba menenangkan situasi.

Baca Juga:
Keindahan Tersembunyi Pantai Pasut dengan Menyusuri Pasir Hitam Eksotis, Pohon Palem Unik dan Matahari Terbenam di Bali

Dengan cepat kejadian ini segera memicu kemarahan dan keprihatinan di kalangan mahasiswa dan netizen. 

Banyak yang menganggap tindakan dosen tersebut sangat tidak profesional dan tidak pantas, terutama dalam konteks lingkungan akademik yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai dialog dan saling menghormati.

Presiden BEM Fakultas Ilmu Pendidikan UNM, Faisal Akbar, juga menyampaikan kekecewaannya atas respon pihak rektorat yang tidak pantas.

"Kami sangat menyayangkan tindakan kampus karena kami datang dengan baik-baik, bertanya dengan sopan, tetapi apa yang kami dapatkan tidak sesuai dengan harapan kami," ujarnya.

Baca Juga:
DPR RI Mengecam Keras Tindakan Salah Tangkap Pihak Kepolisian dalam Kasus Pegi Setiawan, Desak Polda Jabar Segera Lakukan Ini

Pihak universitas pun mendapat tekanan dari berbagai pihak untuk segera menindaklanjuti insiden ini dan memberikan penjelasan mengenai kebijakan pembelian jas almamater yang kontroversial. 

Banyak yang mendesak agar pihak universitas segera mengadakan investigasi menyeluruh dan memberikan sanksi yang tegas kepada dosen yang terlibat.

Hingga saat ini, pihak universitas belum memberikan tanggapan resmi mengenai insiden tersebut. 

Namun, di tengah derasnya desakan dari mahasiswa dan masyarakat luas, diharapkan pihak universitas segera mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah ini dengan adil dan transparan. 

Baca Juga:
2 Pelaku Begal yang Sempat Viral Usai Merampas Ponsel Sepasang Kekasih di Warteg Kawasan Grogol Petamburan Berhasil Ditangkap, Ini Sosoknya

Mereka juga diharapkan memberikan penjelasan yang jelas mengenai kebijakan pembelian jas almamater yang menjadi sumber kontroversi. (*/Shofia)

...

Artikel Terkait

wave
Bukan Hanya Sekedar, Pj Gubernur Sulawesi Barat Sebut Mahasiswa Harus Bergabung ke Organisasi

Disampaikan oleh Pj Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, bahwa mahasiswa harus bergabung ke organisasi-organisasi.

Tak Ada Backup, 800 Ribu Data Calon Mahasiswa Pendaftar KIP Kuliah Raib Imbas Dibobolnya Pusat Data Nasional oleh Hacker

Data 800 ribu calon mahasiswa pendaftar KIP Kuliah hilang akibat serangan ransomware pada Pusat Data Nasional dan tak ada backup.

Rugi Banyak! Pemilik Kafe di Yogyakarta Ini Keluhkan Banyaknya Mahasiswa yang Datang Tapi Tak Pesan Apapun, Begini Kisahnya

Viral curhatan pemilik kafe di Yogyakarta yang merugi akibat banyaknya mahasiswa yang datang tanpa memesan apapun, cuma numpang wifi?

Libatkan Sejumlah Narasumber, Sebanyak 300 Mahasiswa UIN Datokarama Palu Mendapatkan Pelatihan Penggerak Moderasi Beragama

Bertujuan dijadikan penggerak moderasi beragama, 300 mahasiswa UIN Datokarama Palu mendapatkan pelatihan yang melibatkan sejumlah narasumber

Innalillahi! Jalani Diklatsar KSR PMI di Gunung Cakra Buana, Mahasiswa Universitas Siliwangi Tasikmalaya Meninggal Dunia, Diduga Karena Ini

Seorang mahasiswa Universitas Siliwangi asal Bekasi ini meninggal dunia saat sedang mengikuti kegiatan Diklatsar KSR PMI.

Berita Terkini

wave

Maut Mengintai di Buranga: Mengapa Tambang Ilegal di Depan Mata Polres Parigi Moutong Seolah Tak Tersentuh?

Bahaya di PETI Buranga berpotensi sama dengan Tambang ilegal yang berada di gunung Nasalena. Ancaman maut reruntuhan material mengintai.

Maut di Lubang Emas Lobu: Menagih Tanggung Jawab Pengelola PETI atas Tewasnya Penambang

Emas berdarah Parigi moutong kembali telan korban jiwa, kali ini PETI berlokasi di Desa Lobu Kecamatan Moutong yang kena giliran.

Lawan Pembungkaman, KKJ Sulteng Kecam Intervensi Satgas BSH Terhadap Kemerdekaan Pers

Keberadaan Satgas BSH Dinilai hanya akan menjadi "tameng politik" yang berpotensi mengkriminalisasi pekerja jurnalis di Sulteng.

Emas Berdarah Parigi Moutong di Balik Bayang-Bayang Hukum

Aktifitas tambang ilegal di Desa Buranga dan Tombi, hanya berjarak kurang lebih 40 kilometer dari Polres Parigi moutong.

Hanya Sehari Pasca-Penertiban Polda Sulteng, Kades Karya Mandiri Diduga Ijinkan Tambang Ilegal Kembali Beroperasi

Kepala Desa Karya Mandiri di Kecamatan Ongka malino Parigi Moutong diduga terlibat dalam aktivitas tambang ilegal.


See All
; ;