Makassar, gemasulawesi - Peristiwa mengejutkan terjadi di Universitas Negeri Makassar (UNM), salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Sebuah video yang memperlihatkan seorang mahasiswa UNM mendapat perlakuan tak baik menjadi viral di media sosial.
Insiden ini terjadi setelah mahasiswa UNM tersebut mempertanyakan kebijakan baru mengenai pembelian jas almamater yang diwajibkan bagi mahasiswa baru.
Dalam video yang beredar luas, terlihat mahasiswa tersebut sedang berdiskusi dengan dosen mengenai kebijakan baru yang mewajibkan mahasiswa membeli jas almamater dengan harga yang dinaikkan dari Rp175 ribu menjadi Rp250 ribu.
Mahasiswa tersebut, dengan nada yang tenang, menanyakan alasan di balik kebijakan tersebut dan mengapa mereka tidak bisa menggunakan jas almamater yang sudah dimiliki sebelumnya, baik dari kerabat atau sumber lain
Namun, pertanyaan yang diajukan mahasiswa tersebut tampaknya memicu reaksi keras dari sang dosen.
Dalam video, dosen tersebut terlihat mulai kehilangan kesabaran, membentak mahasiswa, dan akhirnya mendorongnya.
Kejadian ini langsung memicu reaksi dari mahasiswa lain yang berada di ruangan tersebut, beberapa di antaranya mencoba menenangkan situasi.
Dengan cepat kejadian ini segera memicu kemarahan dan keprihatinan di kalangan mahasiswa dan netizen.
Banyak yang menganggap tindakan dosen tersebut sangat tidak profesional dan tidak pantas, terutama dalam konteks lingkungan akademik yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai dialog dan saling menghormati.
Presiden BEM Fakultas Ilmu Pendidikan UNM, Faisal Akbar, juga menyampaikan kekecewaannya atas respon pihak rektorat yang tidak pantas.
"Kami sangat menyayangkan tindakan kampus karena kami datang dengan baik-baik, bertanya dengan sopan, tetapi apa yang kami dapatkan tidak sesuai dengan harapan kami," ujarnya.
Pihak universitas pun mendapat tekanan dari berbagai pihak untuk segera menindaklanjuti insiden ini dan memberikan penjelasan mengenai kebijakan pembelian jas almamater yang kontroversial.
Banyak yang mendesak agar pihak universitas segera mengadakan investigasi menyeluruh dan memberikan sanksi yang tegas kepada dosen yang terlibat.
Hingga saat ini, pihak universitas belum memberikan tanggapan resmi mengenai insiden tersebut.
Namun, di tengah derasnya desakan dari mahasiswa dan masyarakat luas, diharapkan pihak universitas segera mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah ini dengan adil dan transparan.
Mereka juga diharapkan memberikan penjelasan yang jelas mengenai kebijakan pembelian jas almamater yang menjadi sumber kontroversi. (*/Shofia)