Nasional, gemasulawesi - Serangan ransomware yang mengenai Pusat Data Nasional (PDN) telah menimbulkan dampak yang signifikan, terutama pada layanan-layanan krusial seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Situs resmi KIP-Kuliah, yang merupakan platform untuk pendaftaran beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu, belum dapat diakses sejak serangan ransomware tersebut terjadi sejak 7 Juni 2024.
Akibat serangan ransomware itu, sekitar 800 ribu data calon mahasiswa pendaftar KIP Kuliah dilaporkan hilang.
Menanggapi situasi ini, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf, menyatakan kekecewaannya atas hilangnya data akibat peretasan server PDN.
"Saya sangat menyesalkan hilangnya data, yang tentunya berkaitan dengan peretasan PDN saat ini," kata Dede.
Dede juga menyinggung ambisi pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai hub regional big data di kawasan Asia dan Pasifik.
Menurut politisi Partai Demokrat ini, insiden hilangnya data negara menunjukkan bahwa Indonesia belum siap mengelola big data.
"Jika pemerintah belum siap dalam hal keamanan data, maka rasanya kita juga belum siap untuk mengelola Big Data," ujarnya.
Selain itu, Dede mengkritik Kemendikbudristek karena tidak memiliki backup data terhadap informasi yang melibatkan jutaan siswa di Indonesia.
"Saya sangat menyesal, kenapa. Karena Kemendikbudristek tidak membuat backup data terhadap data yang begitu banyak yang melibatkan data jutaan siswa-siswa yang ada di Indonesia," jelasnya.
Dede menambahkan bahwa insiden pembobolan data ini harus menjadi pelajaran penting bagi pemerintah.
Melakukan backup data dan menjaga keamanan data sangat penting dalam era digitalisasi.
Dia juga menyoroti risiko penggunaan server atau software yang bekerja sama dengan negara lain tanpa memperhatikan aspek keamanan yang memadai.
Sebelumnya, informasi mengenai hilangnya data calon mahasiswa pendaftar KIP Kuliah ini pertama kali diungkap oleh seorang netizen di platform X.
"Bobolnya PDN membuat data 800 ribu calon mahasiswa pendaftar Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) ikut raib dan tak bisa balik, karena celakanya tak ada backup," tulis akun tersebut pada Jumat, 28 Juni 2024.
Akun tersebut menjelaskan bahwa pemerintah telah memilih penerima KIP-K dari 800 ribu calon mahasiswa yang mendaftar.
Rencananya, Kemendikbudristek akan mengumumkan daftar penerima pada hari ini, yakni 1 Juli 2024.
Namun, karena peretasan PDN dan hilangnya semua data pendaftar KIPK, pengumuman tersebut harus ditunda tanpa batas waktu yang jelas.
"Gara-gara PDN diretas dan semua data pendaftar KIPK raib, pengumuman itu ditunda entah sampai kapan. Padahal masa perkuliahan baru akan segera dimulai," tulis akun tersebut.
Menanggapi hilangnya data tersebut, Kemendikbudristek meminta mahasiswa baru yang sudah mendaftar KIP Kuliah 2024 untuk mengunggah ulang dokumen pendaftaran mereka.
Proses unggah ulang dokumen KIP Kuliah 2024 dijadwalkan mulai tanggal 29 Juli 2024.
Sekjen Kemendikbud Ristek, Suharti, mengatakan pihaknya berupaya keras untuk mengembalikan layanan KIP Kuliah secepat mungkin.
Suharti juga menambahkan bahwa terdapat 853.393 orang yang sudah melakukan pendaftaran KIP Kuliah 2024 sebelum sistem mengalami kendala.
Ia menyatakan komitmen Kemendikbudristek untuk memastikan semua data dan layanan kembali normal dan bisa diakses oleh para calon mahasiswa secepat mungkin.
Kejadian ini, menurutnya, adalah momentum penting untuk memperbaiki sistem keamanan data di masa depan dan memastikan insiden serupa tidak terjadi lagi. (*/Shofia)