Kendari, gemasulawesi – Sebanyak 50 petugas damkar atau pemadam kebakaran Damkar Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, diberikan pendidikan dan pelatihan atau Diklat pemadam untuk mengoptimalkan respons time atau kecepatan waktu penanggulangan dan penyelamatan pada bencana kebakaran.
Abriadin, yang merupakan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pelatihan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Kendari, menyampaikan pendidikan dan pelatihan ini sangat penting untuk petugas pemadam kebakaran untuk mengoptimalkan kecepatan waktu atau respons time.
Abriadin menambahkan dalam menanggulangi dan menyelamatkan pada korban bencana kebakaran.
Baca Juga:
KPU Kabupaten Parigi Moutong Mulai Mengumumkan Pendaftaran Calon Kepala Daerah
Dia mengatakan jadi kegiatan pendidikan dan pelatihan ini diadakan oleh Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri dan diikuti sebanyak 50 petugas Damkar dari Kota Kendari.
Dia menerangkan kegiatan ini adalah diklat tingkat satu yang memiliki tujuan untuk meningkatkan SDM dan pengetahuan ilmu, keterampilan teknis dan analis, skill dan kemampuan dalam penanggulangan, pencegahan dan penyelamatan kebakaran untuk petugas Damkar Kendari.
“Diantaranya adalah pencarian korban dalam bangunan gedung tertutup, penyelamatan petugas, penggunaan alat pemadam api ringan, pola pemadaman, penggunaan alat pemadam api sederhana dengan menggunakan karung goni, bantuan hidup dasar, penyelamatan korban dari ketinggian medan vertikal,” ucapnya.
Dikutip dari Antara, dia melanjutkan dan pemadam kebakaran ketumpahan minyak atau fire ground.
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pelatihan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Kendari mengatakan para petugas pemadam kebakaran tetap harus secara optimal diberikan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan dasar dari 16 jenis pelatihan yang diberikan pada mereka.
Dia mengungkapkan jadi harapan pihaknya, kegiatan ini dapat diselenggarakan lag dan terus berlanjut setiap tahun.
“Karena, Damkar ini menjadi wajib pelayanan dasar yang mau tidak mau mereka harus berada di lapangan saat terjadi kebakaran,” paparnya. (Antara)