Gorontalo Utara, gemasulawesi – Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara menggagas kerja sama antar daerah penghasil cabai rawit sebagai salah satu upaya mencegah inflasi di daerah tersebut.
Dalam keterangannya pada hari Sabtu, tanggal 31 Agustus 2024, Abdul Wahid Baruadi, yang merupakan Plt Kabag Perekonomian dan SDA, mengatakan pihaknya menggagas kerja sama antar daerah penghasil cabai rawit.
Abdul Wahid Baruadi melanjutkan kerja sama itu dijalin dengan Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, yang juga menjadi salah satu daerah penghasil dan penyuplai cabai di Gorontalo, termasuk di kabupaten ini.
“Kerja sama tersebut penting dilakukan untuk menjaga stok cabai dan juga menjadi upaya mengendalikan harga,” ujarnya.
Saat ini, harga cabai rawit di daerah tersebut mencapai 60 ribu rupiah per kilogram.
“Harga itu adalah harga pasar,” ucapnya.
Baca Juga:
Festival Hiu Paus Digelar oleh Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo di Kabupaten Bone Bolango
Sementara di tingkat petani berada di kisaran 30 ribu rupiah hingga 35 ribu rupiah per kilogram.
Tetapi stok yang berkurang dan permintaan yang terus tinggi mengakibatkan harga cabai di pasar naik dari harga rata-rata di kisaran 30 ribu rupiah per kilogram.
Dikutip dari Antara, dia mengatakan pihaknya berupaya mengendalikan harga dengan langkah meningkatkan suplai, baik dari petani lokal maupun dengan membangun kerja sama antar pemerintah dalam upaya meningkatkan stok.
Dia menyebutkan jika produk banyak, tentu harga dapat dikendalikan dan otomatis mampu meredam gejolak di tingkat konsumen.
“Pekan depan, dipastikan kerja sama antar daerah itu dapat terealisasi sebagai langkah strategis mencegah inflasi mengingat cabai rawit menjadi salah satu komoditas penyebab inflasi di Gorontalo, termasuk daerah ini,” paparnya.
Di sisi lain, TPID atau Tim Pengendali Inflasi Daerah Gorontalo Utara memantau pergerakan harga beras yang sempat naik awal minggu ini.
Suleman Lakoro, yang merupakan Sekretaris Daerah Gorontalo Utara, mengatakan dia mengkoordinir langsung pemantauan stok dan juga harga beras di pasar-pasar tradisional mengingat beras medium sempat mengalami lonjakan harga dari 12 ribu rupiah per kilogram menjadi 14 ribu rupiah per kilogram. (Antara)