Jakarta, gemasulawesi - Pembubaran acara Silaturahmi Kebangsaan Diaspora bersama Tokoh dan Aktivis Nasional di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan tengah menjadi perhatian pihak kepolisian.
Insiden yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) tersebut telah menyebabkan situasi menjadi ricuh.
Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki motif pembubaran serta dugaan tindak penganiayaan yang terjadi selama acara.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Rahmat Idnal, mengungkapkan bahwa pelaku pembubaran diperkirakan berjumlah sekitar 10 orang.
Baca Juga:
Aksi Brutal 3 Pria di Banyuwangi Resahkan Warga, Rusak hingga Curi Properti di Beberapa Sekolah
"Sudah kita identifikasi dan ketahui nama-nama pelakunya," ujar Ade Rahmat, dikutip pada Minggu, 29 September 2024.
Polisi juga telah mengumpulkan beberapa rekaman CCTV dan video dari ponsel untuk mengidentifikasi lebih lanjut siapa saja yang terlibat dalam kejadian tersebut.
Dalam penelusuran ini, polisi mengamankan lima orang terkait dengan peristiwa pembubaran dan penganiayaan yang terjadi.
Dari lima orang tersebut, dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy, menjelaskan bahwa dua tersangka tersebut berinisial FEK dan GW.
"FEK bertindak sebagai koordinator lapangan, sedangkan GW sebagai pelaku perusakan spanduk," ungkap Djati.
Sementara itu, tiga orang lainnya yang berinisial JJ, LW, dan MDM masih dalam proses pendalaman oleh pihak kepolisian.
Djati menambahkan bahwa penyelidikan akan terus dilakukan untuk menangkap pelaku lain yang terlibat dalam kejadian tersebut.
Dua tersangka dalam kasus ini akan dikenakan dengan beberapa pasal yang cukup berat.
Mereka akan dijerat dengan Pasal 170 dan Pasal 406 KUHP tentang pengeroyokan dan perusakan barang atau properti.
Selain itu, pasal 351 KUHP tentang penganiayaan juga akan digunakan untuk menuntut tindakan kekerasan yang dilakukan oleh para tersangka.
Kasus ini bermula dari pembubaran paksa acara Silaturahmi Kebangsaan yang berlangsung di hotel kawasan Kemang.
Baca Juga:
Militer Penjajah Israel Klaim Serangan Udara Menewaskan Kepala Infrastruktur Hamas
Sekelompok OTK datang ke lokasi dan membubarkan acara secara paksa, mengakibatkan suasana menjadi kacau.
Selain melakukan pembubaran, para pelaku juga diduga melakukan tindakan penganiayaan terhadap beberapa peserta acara.
Kapolsek Mampang Prapatan, Kompol Edy Purwanto, sebelumnya menyebut bahwa ada sekitar 25 orang yang terlibat dalam pembubaran tersebut, berdasarkan rekaman video yang beredar.
Polisi menduga pelaku pembubaran ini berbeda dengan kelompok yang melakukan unjuk rasa (unras) di sekitar lokasi pada waktu yang sama.
Baca Juga:
Gerkatin Provinsi Gorontalo Mengadakan Perayaan Akbar Hari Bahasa Isyarat Internasional
Polisi berkomitmen untuk segera menyelesaikan kasus ini dan menangkap seluruh pelaku yang terlibat, sehingga tindakan hukum dapat segera diterapkan.
Peristiwa ini menambah deretan insiden kekerasan yang terjadi di ruang publik, dan polisi memastikan akan melakukan langkah tegas demi menjaga ketertiban dan keamanan. (*/Shofia)