Sleman, gemasulawesi – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang berada di Jawa Tengah menunjukkan intensitas yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Pada hari Rabu pagi, tanggal 2 Oktober 2024, Gunung Merapi teramati mengeluarkan 30 kali guguran lava ke arah barat daya (Kali Bebeng) sejauh 1.600 meter.
BPPTKG atau Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi dalam pengamatan pada Rabu, tanggal 2 Oktober 2024, pukul 00.00 hingga pukul 06.00 WIB menyampaikan visual Gunung Merapi terlihat jelas.
Asap kawah yang memiliki tekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas yang tebal dan tinggi 125 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi.
“Teramati 30 kali guguran lava ke arah barat daya atau Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter,” ujar mereka dalam keterangan resminya.
BPPTKG menyatakan potensi bahaya sekarang ini berupa guguran lava dan juga awan panas.
Mereka menambahkan itu pada sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer.
Lalu Sungai Bedog, Bebeng, dan Krasak sejauh maksimal 7 kilometer. Di sektor sebelah tenggara mencakup Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan juga Sungai Gendol sejauh 5 kilometer atau km.
BPPTKG mengatakan lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
“Data pemantauan memperlihatkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” ucapnya.
Untuk itu, masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran atau APG terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Warga juga diminta agar melakukan antisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi gunung.
Apabila terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka tingkat aktivitas dari Gunung Merapi akan segera dilakukan peninjauan kembali. (*/Mey)