Bima, gemasulawesi - Warga dari tiga desa di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mengalami kejadian yang mengejutkan.
Sebanyak 56 orang dilaporkan keracunan massal setelah menyantap hidangan dalam acara hajatan doa tujuh bulanan. Kejadian tersebut langsung menarik perhatian warga setempat dan pihak berwenang.
Menurut Camat Sape, M. Akbar Musa, acara tersebut diadakan pada Minggu, 26 Januari 2025, sekitar pukul 16.30 Wita di Desa Sangia, dan hidangan utama yang disajikan meliputi soto ayam dan rujak.
Tak lama setelah makan, sejumlah warga mulai merasakan gejala yang mengkhawatirkan, seperti mual, muntah, sakit kepala, dan perut panas. Mereka pun segera dilarikan ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis pada Senin, 27 Januari 2025 dini hari.
“Sekitar pukul 01.30 Wita, 56 orang sudah datang ke Puskesmas dengan gejala keracunan,” ungkapnya.
Meskipun beberapa korban mulai membaik dan telah pulang ke rumah, namun enam orang masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas.
Pihak berwenang hingga kini belum dapat memastikan dengan pasti makanan mana yang menyebabkan keracunan massal tersebut. Namun, dugaan sementara mengarah pada soto ayam sebagai penyebab utama.
"Kami menduga keracunan berasal dari soto ayam, meskipun beberapa korban juga mengaku mengalami gejala setelah makan rujak," kata Akbar Musa.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus melacak sumber keracunan tersebut dengan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Keracunan massal ini melibatkan warga dari Desa Sangia, Naru, dan Bugis, yang merupakan daerah di sekitar Kecamatan Sape.
Corak kejadian ini cukup mengejutkan karena para korban berasal dari berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Beberapa korban bahkan mengeluhkan kondisi mereka yang lemas, mual, dan pusing setelah mengonsumsi hidangan yang sama.
Baca Juga:
Lima Packing House Rekomended Parigi Moutong yang Wajib Petani Durian Kunjungi
Saat ini, pihak Puskesmas dan pemerintah setempat tengah bekerja sama dengan aparat kesehatan untuk menangani sisa korban dan memastikan perawatan yang optimal.
Dalam langkah tegas untuk mencegah kejadian serupa, pihak berwenang juga melakukan investigasi lebih lanjut terhadap penyedia makanan tersebut.
Pihak kesehatan setempat kini bekerja sama untuk melacak sumber keracunan dan mengidentifikasi penyebab pasti dari kejadian yang meresahkan ini.
Pemerintah setempat mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan, terutama dalam acara hajatan yang melibatkan banyak orang.
Penyelidikan yang tengah dilakukan diharapkan dapat memberikan kepastian kepada warga terkait penyebab pasti keracunan massal ini.
Sementara itu, masyarakat di sekitar Kecamatan Sape diminta untuk segera melaporkan jika ada kejadian serupa atau gejala keracunan lainnya yang mencurigakan. (*/Shofia)