Palu, gemasulawesi – Bank Indonesia atau BI terus menggencarkan literasi cinta bangga dan paham atau CBP rupiah kepada masyarakat di Sulawesi Tengah dengan melibatkan Laskar Rupiah sebagai wadah dalam mengampanyekan kebanggaan menggunakan uang rupiah.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia atau KPwBi Sulawesi Tengah, Rony Hartawan, mengatakan dalam keterangannya di Palu bahwa rupiah tidak hanya sebagai alat pembayaran yang sah tetapi juga sebagai simbol kedaulatan negara yang wajib dihargai dan juga dihormati.
“Laskar Rupiah melibatkan pemuda/pemudi yang direkrut khusus untuk menyampaikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang esensi rupiah,” ujarnya.
Tidak hanya itu, mereka juga menjadi garda paling depan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sistem pembayaran non tunai, khususnya QRIS dan perlindungan konsumen.
Dia menyatakan program inovasi ini sejalan dengan visi Bank Indonesia dalam meningkatkan awareness masyarakat terhadap rupiah.
Dikutip dari Antara, dia mengungkapkan Laskar Rupiah telah dikompetisikan pada hari Senin, 24 Februari 2025, di Sulawesi Tengah dengan jumlah peserta sebanyak 104 orang yang tersebar di beberapa tempat seperti Donggala, Palu, Sigi, Morowali, Tolitoli, Poso, dan Kabupaten Banggai.
Menurutnya, para peserta rata-rata dari gen Z dan milenial dan dari jumlah peserta yang mengikuti kompetisi tersebut telah terpilih 15 finalis yang mewakili berbagai latar belakang dan daerah.
Laskar Rupiah diharapkan menjadi simbol atau representasi dari semangat untuk membela rupiah, selain itu, diharapkan juga membangkitkan semangat nasionalisme dari para duta yang terpilih untuk senantiasa menjaga kedaulatan rupiah.
“Kami berharap dengan hadirnya Laskar Rupiah semakin kuat kedudukan rupiah dalam negeri,” ucapnya.
Di sisi lain, OJK atau Otoritas Jasa Keuangan mencatat kinerja sektor keuangan di Sulawesi Tengah hingga bulan Desember 2024 terjaga dan stabil dengan pertumbuhan positif.
Kepala OJK Sulawesi Tengah, Bonny Hardi Putra, mengatakan sampai pada 31 Desember 2024, industri jasa keuangan atau IJK di wilayah Sulawesi Tengah tetap stabil dengan kinerja yang positif, profil risiko yang terjaga, dan likuiditas yang memadai. (Antara)