Sakit Hati Gegara Sering Ditanya Kapan Menikah, Pensiunan ASN Ini Tewas Dibunuh Seorang Pria 45 Tahun di Tapanuli Selatan

Seorang pria di Tapanuli Selatan diduga nekat menghabisi nyawa tetangganya karena kesal sering ditanya kapan menikah. Source: Foto/ilustrasi/Pixabay

Tapanuli Selatan, gemasulawesi - Kejadian tragis yang melibatkan seorang pensiunan ASN, AI (60), dan tetangganya, Parlindungan Siregar (45), telah menjadi sorotan publik dan viral di media sosial. 

Kasus ini terjadi di sebuah desa di Tapanuli Selatan, di mana AI tewas dibunuh oleh Parlindungan setelah sering ditanya mengenai status pernikahannya.

Dalam keterangannya, Kasi Humas Polres Tapanuli Selatan, AKP Maria Marpaung mengatakan bahwa pembunuhan ini dipicu oleh rasa sakit hati Parlindungan. 

AI, yang dikenal sebagai pensiunan ASN, sering bercanda dengan Parlindungan mengenai status pernikahannya yang belum juga terwujud. 

Baca Juga:
Aksi Pengeboran dan Pengilangan Rugikan Negara hingga Rp4,8 Triliun, Tim Gabungan Tutup Puluhan Sumur Minyak Ilegal di Musi Banyuasin

"Pelaku merasa tersinggung karena korban sering menanyakan kenapa dia belum menikah hingga kini. Meskipun pertanyaannya disampaikan dengan bercanda dan tawa, pelaku merasa sakit hati," ungkap Maria, dikutip pada Jumat, 2 Agustus 2024.

Kejadian tersebut berlangsung secara brutal. Parlindungan mendatangi AI dan langsung memukulkan kayu ke kepala korban. 

AI mencoba melarikan diri ke jalan, namun Parlindungan tetap mengejar dan terus memukuli kepala AI hingga korban terjatuh dan meninggal di tempat. 

"Pelaku menunjukkan kemarahan yang ekstrem dan tidak dapat dikendalikan," jelas Maria.

Baca Juga:
Bikin Emosi! Aksi Sekelompok Warga Buang Sampah ke Atas Kereta Api Barang yang Melintas di Jalur Kemayoran Tanjung Priok Viral

Selain masalah pernikahan, keduanya juga terlibat perselisihan terkait ayam. 

AI dan Parlindungan masing-masing memiliki kandang ayam, dan sering kali ayam milik AI memasuki pekarangan Parlindungan dan sebaliknya. 

Perselisihan ini memperburuk hubungan mereka dan berkontribusi pada ketegangan yang ada sebelum insiden tersebut terjadi. 

"Masalah ayam ini merupakan salah satu penyebab ketegangan di antara mereka, dan ini tampaknya memperburuk situasi," kata Maria.

Baca Juga:
Protes Pungutan Liar Sejumlah SD SMP Negeri di Samarinda Malah Diintimidasi, Orangtua Murid Kembali Demo, Tuntut Pemerintah Segera Bertindak

Berita ini segera viral di media sosial, memicu berbagai komentar dari netizen. 

Banyak yang menyoroti betapa pentingnya menjaga lisan dan sensitivitas saat berbicara dengan orang lain. 

"Stop kepoin orang woy! Setiap orang punya jalan hidup yang berbeda. Mending diam kalau tidak bisa berkata baik," komentar akun @iam***

Komentar lainnya juga menekankan bahwa interaksi yang tidak hati-hati dapat berakibat fatal.

Baca Juga:
Keindahan Terumbu Karang dan Tebing Eksotis dari Pantai Taraujung, Intiplah Destinasi Wisata Bahari Unik di Sulawesi Barat

"Kadang orang tu ndak cuma bertanya, pasti ditambahin bumbu menggurui atau ejekan. Itu yang bikin orang takut tua dan takut hidup, akhirnya stres! Masing-masing orang punya jalan hidupnya sendiri. Tidak bisa kita memaksa orang mengapa tidak cepat mati, atau anak di perutmu lahir besok saja, atau kenapa tidak sekaya orang itu. Karena semua sudah diatur sesuai porsinya," komentar akun @bo***.

Kasus ini menggarisbawahi betapa komentar atau candaan yang tampaknya sepele bisa memicu konflik serius. 

Selain itu, tragedi ini juga menyoroti pentingnya menghormati privasi dan kehidupan pribadi orang lain, serta menghindari perilaku yang dapat menyebabkan ketegangan atau rasa sakit hati. (*/Shofia)

Bagikan:

Artikel Terkait

Berita Terkini