Driver Ojol di Lampung yang Viral Usai Mengaku Dijebak Antar Paket Berisi Narkoba Mendadak Minta Maaf, Dugaan Adanya Intimidasi Mencuat

Driver ojol yang mengaku dijebak oknum polisi antar paket sabu-sabu mendadak minta maaf melalui video klarifikasi. Source: Foto/Tangkap layar X/@Heraloebss

Lampung, gemasulawesi - Kasus viral yang melibatkan Makmuri, seorang driver ojek online (ojol) asal Lampung, kembali menjadi sorotan setelah ia mengeluarkan video permintaan maaf yang mengejutkan banyak pihak. 

Awalnya, kisah Makmuri menjadi perhatian publik ketika ia menemukan klip narkoba dalam paket yang seharusnya berisi baju bayi. 

Kejadian ini terjadi lebih dari seminggu yang lalu, ketika Makmuri menerima pesanan untuk mengantarkan paket ke sebuah alamat di Bandar Lampung. 

Namun, setelah membuka paket tersebut, ia menemukan narkoba jenis sabu di dalamnya. Penemuan ini langsung membuat geger dan menjadi viral di media sosial.

Baca Juga:
Ramai di Media Sosial! Oknum ASN Pemkab Tangerang Diduga Lakukan Pelecehan kepada Mahasiswi yang Sedang PKL, Begini Kronologinya

Setelah menemukan narkoba, Makmuri segera melaporkan temuan tersebut ke Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Lampung. 

Berita ini menyebar dengan cepat dan banyak yang memuji keberanian Makmuri dalam melaporkan kasus ini, meskipun ia hanya seorang driver ojol. 

Publik mendukung penuh tindakannya, melihatnya sebagai seorang pahlawan yang berhasil mengungkap tindakan kriminal berbahaya.

Penyelidikan yang dilakukan oleh BNN mengungkap fakta mengejutkan bahwa paket narkoba tersebut ternyata dipesan oleh seorang oknum polisi dari Polsek Bandar Lampung.

Baca Juga:
Terkait Kemungkinan Memanggil Airlangga Terkait Kasus Dugaan Korupsi Izin Ekspor CPO dalam Waktu Dekat, Kapuspenkum Kejagung Akui Belum Mengetahui

Kepala BNN Provinsi Lampung, Brigjen Pol Budi Wibowo, mengonfirmasi bahwa, “Setelah menerima laporan dari Makmuri, kami segera berkoordinasi dengan Polda Lampung dan menemukan bahwa paket tersebut memang dipesan oleh seorang oknum polisi.” 

Oknum polisi yang berinisial RR tersebut kemudian ditetapkan sebagai tersangka setelah hasil tes urine menunjukkan bahwa ia positif menggunakan narkoba.

Namun, perkembangan yang tidak terduga terjadi lebih dari seminggu setelah kejadian ini viral. Makmuri tiba-tiba mengunggah video permintaan maaf yang mengundang banyak pertanyaan dari publik. 

Dalam video tersebut, Makmuri menyampaikan, "Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada netizen yang telah mendengar ataupun membaca keterangan dari saya tentang adanya isu jebakan pihak oknum polisi ternyata itu tidak benar. Dikarenakan oknum yang bersangkutan telah diproses secara hukum dan ditetapkan sebagai tersangka."

Baca Juga:
Kunjungilah Destinasi Wisata Air Talaga Langit di Cirebon dengan Pesona Alam, Museum Horor dan Spot Foto Instagramable yang Unik

Permintaan maaf Makmuri ini memicu berbagai spekulasi. Publik yang sebelumnya mendukungnya kini mulai meragukan apa yang sebenarnya terjadi. 

Dalam video tersebut, Makmuri juga menyampaikan permintaan maaf kepada BNN dan aparat penegak hukum lainnya, "Saya mohon maaf kepada BNN Provinsi Lampung dan aparat penegak hukum lainnya terkait kesalahpahaman dalam berita media yang beredar."

Kutipan ini menambah ketegangan dalam kasus ini, mengingat bagaimana sebelumnya Makmuri mendapat dukungan besar dari masyarakat. 

Kini, banyak yang bertanya-tanya apakah Makmuri mendapat tekanan untuk meminta maaf, atau ada sesuatu yang lebih besar di balik permintaan maafnya tersebut. 

Baca Juga:
Geger! 2 Karyawan SPBU di Jakarta Pusat Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Konsumen yang Tersulut Emosinya Gegara Hal Ini

Apakah Makmuri memang bersalah, atau ini adalah hasil dari tekanan yang datang dari pihak-pihak tertentu? Spekulasi ini membuat kasus yang sudah viral ini menjadi semakin rumit.

"Diteken ya pak ? Gpp nanti mereka dapet balasannya di akhirat semua manusia bakal dihisab kok, tetep semangat pak cari nafkahnya," komentar akun @m.ro***.

Kasus ini tidak hanya menyoroti bahaya yang dihadapi oleh driver ojol, tetapi juga mengungkap berbagai kelemahan dalam sistem penegakan hukum di Indonesia. 

Publik berharap agar kebenaran akan terungkap sepenuhnya dan keadilan bisa ditegakkan tanpa adanya intervensi yang mencederai proses hukum. (*/Shofia)

Bagikan:

Artikel Terkait

Berita Terkini