Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, 4 warga Palestina tewas dan 20 lainnya terluka pada hari Sabtu, tanggal 7 September 2024, dalam serangan udara penjajah Israel yang menargetkan Sekolah Amr Ibn Al-As yang menampung warga Palestina terlantar di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza utara.
Sumber medis menyampaikan kepada media tim medis mengangkut 4 korban tewas dan 20 korban luka-luka, termasuk anak-anak, akibat pemboman sekolah itu.
Saksi mata melaporkan bahwa pesawat tempur penjajah Israel menargetkan area sholat di dalam sekolah yang menampung ribuan warga Palestina yang mengungsi.
Baca Juga:
Bersama dengan Keluarganya, Wakil Direktur Pertahanan Sipil Dibunuh oleh Pasukan Penjajah Israel
Sebelumnya, Badan Pertahanan Sipil Gaza menyebutkan bahwa sejumlah warga Palestina tewas dan terluka akibat serangan udara penjajah Israel yang menargetkan Sekolah Amr Ibn Al-As, yang menampung orang-orang terlantar di wilayah Sheikh Radwan.
Di sisi lain, sebuah demonstrasi besar untuk mendukung Palestina terjadi pada hari Sabtu, tanggal 7 September 2024, di Jenewa, Swiss, saat serangan penjajah Israel terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki meningkat.
Para pengunjuk rasa berkumpul di sebuah alun-alun dekat Kantor Pos Jenewa sebelum berbaris ke Palais Wilson yang bersejarah, yang menampung Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM di tepi Danau Jenewa.
Para demonstran yang membawa bendera Palestina menyatakan kemarahan atas serangan penjajah Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat, serta menyoroti korban sipil dan anak-anak akibat kekerasan tersebut.
Sambil meneriakkan slogan-slogan menentang Benjamin Netanyahu, para pengunjuk rasa menuntut gencatan senjata segera dan diakhirnya genosida di Jalur Gaza.
Demonstrasi yang berlangsung sekitar 2 setengah jam berakhir dengan damai saat para peserta bubar.
“Pasukan penjajah Israel menangkap sedikitnya 35 orang warga Palestina dalam serangan militer di Tepi Barat,” ujar kelompok urusan tahanan pada hari Minggu, tanggal 8 September 2024, waktu setempat.
Komisi Urusan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan bersama mengatakan para tahanan itu ditahan dalam penggerebekan yang dilakukan di mayoritas kota di wilayah pendudukan selama 48 jam terakhir. (*/Mey)