Internasional, gemasulawesi – Mantan Kepala Staf Pasukan Pertahanan penjajah Israel atau IDF, Gadi Eisenkot, menyampaikan rencana perang negaranya telah berjalan sangat salah.
Gadi Eisenkot yang kini menjadi anggota parlemen penjajah Israel, Knesset, menyampaikan komentarnya pada Konferensi Keamanan Nasional dan Demokrasi tahunan yang diadakan oleh Institut Demokrasi penjajah Israel.
Gadi Eisenkot menuduh Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, tidak melakukan apa pun untuk membawa kembali para sandera dari Jalur Gaza.
Baca Juga:
Amerika Serikat Dilaporkan Menjatuhkan Sanksi kepada Sejumlah Pejabat Hamas
“Rencana perang itu salah karena ada orang-orang di ruangan itu yang tidak ingin melihat perang berakhir,” katanya.
Di sisi lain, seorang anggota Parlemen Eropa asal Belgia, Marc Botenga, menuduh Eropa terus mendukung penjajah Israel meski dia menyebut terjadinya genosida di Jalur Gaza.
Botenga menyampaikan hal tersebut terjadi selama kunjungannya baru-baru ini ke Tepi Barat meski penjajah Israel berupaya ‘mencegah dunia melihat apa yang sedang terjadi’.
Dia menggambarkan kehancuran kehidupan ekonomi dan penghinaan yang meluas terhadap warga Palestina melalui kekerasan dan ketakutan yang disebabkan oleh tindakan penjajah Israel di Jalur Gaza dan upayanya untuk menyembunyikan operasinya di bagian lain Palestina.
Berbicara kepada media, Marc Botenga, seorang anggota parlemen Eropa dari kelompok kiri, berbagi pengamatannya tentang pelanggaran hak asasi manusia tentang pelanggaran HAM oleh penjajah Israel selama kunjungannya, partisipasinya dalam protes di Parlemen Eropa atas pembunuhan anak-anak di Jalur Gaza dan pandangannya tentang Raja Kallas, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa yang baru.
Botenga, yang secara terbuka mengkritik sikap Uni Eropa terhadap penjajah Israel sejak serangan pada tanggal 7 Oktober 2023 telah memimpin beberapa protes.
Dia menerangkan keputusannya untuk mengunjungi Palestina secara langsung untuk mendokumentasikan apa yang coba disembunyikan penjajah Israel dari masyarakat internasional dan untuk menunjukkan solidaritas dengan rakyat Palestina. (*/Mey)