Internasional, gemasulawesi – UNRWA telah mengungkapkan pasukan penjajah Israel menggunakan salah satu pusat kesehatannya di Kamp Pengungsi Al-Arroub yang terletak di utara Hebron sebagai lokasi interogasi lapangan dan penahanan warga Palestina pada hari Rabu, tanggal 12 Februari 2025.
Dalam pernyataan yang dirilis pada hari Jumat, tanggal 14 Februari 2025 waktu setempat, UNRWA mengutuk tindakan militer penjajah Israel dan menggambarkan insiden itu sebagai perkembangan yang mengganggu yang menandai pengabaian terang-terangan terhadap kesucian fasilitas PBB.
“Pasukan penjajah Israel menyerbu pusat kesehatan itu dan mengubahnya menjadi lokasi untuk menginterogasi dan menahan individu, melanggar statusnya sebagai tempat netral dan dilindungi,” bunyi pernyataan itu.
Insiden ini telah menimbulkan kekhawatiran mengenai pelanggaran berkelanjutan terhadap hukum internasional yang melindungi infrastruktur kemanusiaan dan hak-hak sipil di Palestina.
Baca Juga:
Penjajah Israel Menyerang Sebuah Keluarga Palestina di Lembah Yordan Utara
UNRWA telah menyerukan tindakan segera untuk memastikan keselamatan dan juga integritas operasinya di wilayah itu.
Di sisi lain, satu-satunya kemajuan yang telah dicapai sejak penerapan tahap pertama kesepakatan adalah penyediaan pasokan kemanusiaan dasar yang selama ini banyak dihalangi untuk memasuki Jalur Gaza sejak dimulainya konflik.
Pada hari Jumat, konvoi bantuan telah terlihat melakukan perjalanan ke Kota Gaza tetapi masuknya mesin berat dan rumah mobil sangat terhambat karena masih berjejer di sisi perbatasan Mesir.
Hal ini terjadi meski penjajah Israel berjanji untuk mengubah perilaku terkait pembatasan pasokan bantuan, termasuk masuknya peralatan rekonstruksi yang dibutuhkan untuk menyediakan tempat berlindung segera untuk warga Palestina yang tinggal di reruntuhan rumah mereka yang hancur.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Menembak dan Membunuh Seorang Pemuda Palestina di Selatan Nablus
Terhambatnya pengiriman rumah mobil dan juga mesin berat telah meningkatkan kekhawatiran mengenai komitmen penjajah Israel terhadap kesepakatan gencatan senjata.
Di sisi lain, Komite Palang Merah Internasional yang memfasilitasi pertukaran tawanan antara penjajah Israel dan Hamas menyatakan pihaknya sangat prihatin mengenai kondisi tawanan yang tersisa di Jalur Gaza. (*/Mey)