Timbulkan Korban dari Pihak Tentara Penjajah Israel di Gaza Selatan, Brigade Al Qassam Sebut Pejuangnya Berhasil Meledakkan 2 Alat Peledak Rakitan

Ket. Foto: Brigade Al Qassam Menyampaikan Pejuangnya Berhasil Meledakkan 2 Alat Peledak Rakitan di Jalur Gaza Bagian Selatan Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Brigade Al Qassam, yang merupakan sayap bersenjata Hamas, menyampaikan para pejuangnya berhasil meledakkan 2 alat peledak rakitan dan menimbulkan korban di pihak tentara penjajah Israel di Jalur Gaza bagian selatan.

Brigade Al Qassam mengatakan sebuah bom barel dan alat peledak kejut diledakkan ‘ketika pasukan musuh turun dari kendaraan’ di dekat daerah al-Hawouz di sebelah barat wilayah Hamad City yang terkepung di utara Khan Younis.

Brigade Al Qassam juga merilis video penyergapan tersebut kemarin, tanggal 18 Agustus 2024.

Baca Juga:
Termasuk Seorang Wanita dan Anaknya, Setidaknya 23 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Baru Penjajah Israel di Jalur Gaza

Dilaporkan juga jika pejuang Palestina menargetkan sekelompok 10 tentara penjajah Israel dengan peluru anti personel di sekitar gedung universitas di lingkungan Tal al-Hawa di selatan Kota Gaza di bagian utara Jalur Gaza.

Di sisi lain, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina atau PRCS menyampaikan pihaknya mungkin harus menghentikan layannya di wilayah Kota Gaza dan Jalur Gaza utara sebab kekurangan bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan ambulans.

PRCS menambahkan situasi ini sangat menghambat kemampuan tim untuk menyediakan layanan dan memperburuk krisis kesehatan di provinsi-provinsi ini.

Baca Juga:
Kutuk Kekerasan Penjajah Israel, Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Ungkap Hampir 130 Orang Telah Tewas Setiap Hari di Gaza Sejak 7 Oktober 2023

“Penipisan bahan bakar juga akan mengakibatkan generator listrik di klinik dan juga pusat medis, total 9 di kedua provinsi, mati,” ujarnya.

PRCS melanjutkan hal ini akan mengakibatkan kerusakan obat, penghentian peralatan laboratorium dan penghentian total layanan di klinik yang melayani ribuan warga.

Di sisi lain, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, pada hari Minggu, tanggal 18 Agustus 2024, sekali lagi menolak seruan pihak oposisi untuk melarang warga Palestina yang melarikan diri dari Gaza dengan mengatakan hal tersebut bertujuan untuk ‘menimbulkan ketakutan’.

Baca Juga:
Dengan Segala Cara, Mahmoud Abbas Sebut AS Menghalangi Keputusan yang Bertujuan untuk Memperoleh Pengakuan Internasional untuk Palestina

Peter Dutton, yang merupakan pemimpin oposisi, menyerukan penghentian migrasi dari daerah kantong pantai Palestina yang terkepung, dengan menyatakan kedatangan orang-orang dari zona perang ke Australia ‘membahayakan keamanan nasional’. (*/Mey)

Bagikan: