Internasional, gemasulawesi – Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Volker Turk, mengutuk kekerasan penjajah Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza yang dilanda perang.
Pada hari Kamis kemarin, tanggal 15 Agustus 2024, waktu setempat, Volker Turk mengungkapkan bahwa hampir 130 orang telah tewas setiap hari sejak tanggal 7 Oktober 2023.
Volker Turk mengatakan rata-rata, sekitar 130 orang meninggal setiap hari di Jalur Gaza selama 10 bulan terakhir.
“Skala penghancuran rumah, rumah sakit, sekolah dan tempat ibadah oleh militer penjajah Israel sangat mengejutkan,” ujarnya.
Dia menekankan ‘situasi yang tak terbayangkan’ di Jalur Gaza sebagian besar disebabkan oleh kegagalan berulang tentara penjajah Israel untuk mematuhi aturan perang.
Turk juga mencatat pentingnya melindungi warga sipil, properti sipil dan infrastruktur sebagaimana yang digariskan oleh HHI atau Hukum Humaniter Internasional.
“Kantor kami telah mendokumentasikan pelanggaran serius HHI oleh militer penjajah Israel dan kelompok bersenjata Palestina, termasuk sayap bersenjata Hamas,” katanya.
Dalam seruannya kepada masyarakat internasional, dia mendesak semua pihak untuk menyetujui gencatan senjata segera, menghentikan pertumpahan darah dan menghentikan permusuhan.
Dia mengatakan para sandera harus dibebaskan.
“Warga Palestina yang ditahan secara sewenang-wenang harus dibebaskan. Pendudukan ilegal penjajah Israel harus diakhiri dan solusi 2 negara yang disepakati secara internasional harus menjadi kenyataan,” ucapnya.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, akan melakukan perjalanan ke penjajah Israel dalam upaya mencegah perang habis-habisan di Timur Tengah.
Kementerian Luar Negeri Inggris tidak mengonfirmasi rencana perjalanan apapun untuk Lammy, namun memberikan pernyataan darinya yang mengatakan bahwa Inggris mendesak mitra di Timur Tengah untuk ‘memilih perdamaian’.
“Kita berada di momen krusial untuk stabilitas global,” tutur Lammy.
Dia melanjutkan beberapa jam dan hari mendatang dapat menentukan masa depan Timur Tengah.
Dia menambahkan Inggris akan terus menggunakan segala cara diplomatik untuk mewujudkan gencatan senjata. (*/Mey)