Internasional, gemasulawesi – 2 anggota awak pertahanan sipil yang merupakan petugas pemadam kebakaran dilaporkan ditembak mati kemarin, tanggal 14 Agustus 2024, di Rafah, yang berada di Jalur Gaza selatan.
Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil mengonfirmasi tewasnya petugas pemadam kebakaran Hussein Abu Jamous dan Suhaib Abu Taqiya setelah mereka ditembak saat menjalankan tugasnya di Rafah.
“Kematian keduanya menambah jumlah anggota kru pertahanan sipil yang tewas menjadi 82 orang sejak pecahnya perang genosida penjajah Israel di Jalur Gaza pada bulan Oktober 2023,” kata mereka.
Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf Al-Qudra, di Jalur Gaza pada hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2024, mengatakan setidaknya 115 bayi Palestina yang berusia di bawah 8 bulan telah dibunuh penjajah Israel sejak Oktober lalu.
“Pembunuhan bayi kembar Aysel dan Asser Abu al-Qumsan pada hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2024 menambah jumlah bayi berusia kurang dari 1 bulan yang telah dibunuh dalam genosida penjajah Israel menjadi 48,” ujarnya.
Si kembar lahir pada tanggal 10 Agustus 2024 dan dibunuh bersama ibu dan nenek dari pihak ibu saat ayah mereka pergi ke pihak berwenang untuk mengambil akta kelahiran mereka.
Al-Qudra mencatat 47 bayi berusia antara 1 dan 3 bulan saat mereka dibunuh oleh penjajah Israel.
15 bayi berusia antara 4 dan 6 bulan, serta 5 orang bayi syahid antara 6 dan 8 bulan.
Dari total yang terbunuh, 53 bayi merupakan bayi laki-laki dan 62 adalah bayi perempuan.
Baca Juga:
Setelah Penilaian Baru, Militer Penjajah Israel Memperluas Zona Militer Tertutup di Sekitar Gaza
Di sisi lain, Jepang akan mempertimbangkan untuk mengakui negara Palestina yang merdeka secara ‘komprehensif’.
Hal tersebut disampaikan oleh sejumlah pejabat Jepang seraya menegaskan peran ‘unik’ Tokyo untuk bergerak menuju solusi 2 negara di Timur Tengah.
Jepang tidak mengakui Palestina sebagai negara merdeka, namun menjadi tuan rumah misi diplomatik semi-status, yang dikenal sebagai Misi Umum Tetap Palestina di Tokyo. (*/Mey)