Nasional, gemasulawesi - Video viral seorang bule yang mengkritik proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur telah menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Pria yang mengaku sebagai reporter asal Italia tersebut dalam videonya menyebutkan bahwa pembangunan IKN akan selesai pada Agustus 2024.
Namun ia mengklaim bahwa hingga saat ini belum ada air yang tersedia untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan buang air di kawasan IKN tersebut.
Dalam video yang diunggah akun Twitter @yaniarsim, bule tersebut menyebut IKN sebagai "Ibu Kota Koruptor dan Nepotisme" dengan nada sindiran yang tajam.
Ia menggunakan bahasa Indonesia yang terbata-bata dan menyampaikan bahwa pembangunan di IKN akan menyebabkan ketimpangan sosial yang signifikan.
Ia mengkritik proyek tersebut dengan menunjukkan bahwa fasilitas mewah seperti hotel untuk pejabat sedang dibangun di lokasi yang dulunya merupakan gunung yang telah dipangkas, sementara rakyat biasa diprediksi akan tinggal di gubuk-gubuk.
“Di sana akan dibangun hotel, di situ akan dibangun rumah-rumah, dan kalian mungkin akan tinggal di sini saja. Kalian akan tinggal di situ dan nanti akan dibangun gubuk-gubuk untuk rakyat jelata,” ungkapnya.
Selain itu, bule tersebut juga menyinggung masalah penyediaan air di lokasi pembangunan IKN.
Ia menyatakan bahwa pipa-pipa air harus didatangkan dari Jakarta karena tidak ada sumber air yang memadai di sana, yang semakin memperparah kondisi hidup pekerja dan penduduk sekitar yang bergantung pada air untuk kebutuhan dasar.
Video tersebut ditutup dengan pernyataan sinis bahwa dalam dua bulan semuanya akan selesai dengan 'bim salabim', seolah-olah menggambarkan bahwa janji penyelesaian proyek dalam waktu singkat adalah sesuatu yang tidak realistis.
“Dua bulan lagi semuanya akan berubah ‘bim salabim’, pada bulan Agustus semuanya akan selesai,” ujarnya.
Konten video ini memancing reaksi yang beragam dari warganet.
Beberapa merasa bahwa pria tersebut menyebarkan informasi yang tidak benar (hoax) dan merusak citra Indonesia.
Mereka menganggap kritik tersebut sebagai bentuk intervensi asing yang tidak perlu dalam urusan dalam negeri.
“Miris banget ya ada orang yang hina Indonesia dan orang asli Indonesianya ikut dukung menghina. Harusnya kalian marah, sekurang-kurangnya Indonesia jangan mau Negara kalian dihina,” ungkap akun @kum***.
Namun, ada juga warganet yang setuju dengan kritik yang disampaikan, menilai bahwa apa yang dikatakan bule tersebut adalah rasional dan sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.
“Bener si yang diomongin,” ungkap akun @ftr***.
Mereka merasa kritik tersebut mencerminkan kekhawatiran yang sah tentang transparansi dan keadilan dalam pelaksanaan proyek besar seperti IKN.
Reaksi warganet yang beragam menunjukkan adanya ketidakpuasan dan kekhawatiran tentang transparansi dan manajemen proyek pembangunan IKN.
Banyak yang merasa bahwa kritik terhadap proyek tersebut perlu ditanggapi dengan serius oleh pemerintah dan pihak terkait.
Hal ini menyoroti pentingnya keterbukaan informasi dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk menjawab kritik dan memastikan bahwa proyek pembangunan berjalan sesuai rencana dan kebutuhan masyarakat terpenuhi. (*/Shofia)