Nasional, gemasulawesi - Kunjungan lima tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) ke Israel baru-baru ini telah menjadi sorotan utama dan menimbulkan berbagai reaksi di Indonesia, baik dari masyarakat umum maupun pihak-pihak terkait.
Keputusan lima tokoh muda NU untuk mengunjungi Israel, terutama di tengah-tengah konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina, menimbulkan kontroversi yang dalam.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) memberikan respons terhadap viralnya kunjungan lima tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) ke Israel itu.
Melalui Jubir Kemlu RI, ia menyampaikan bahwa kunjungan tersebut tidak terkait dengan posisi resmi pemerintah Indonesia.
Jubir Kemlu, Roy Soemirat, dalam pernyataannya kepada media, menegaskan bahwa pemerintah tidak memberikan komentar resmi terkait kunjungan ini dan menyarankan agar media menghubungi PBNU untuk informasi lebih lanjut.
"Terkait dengan kunjungan beberapa tokoh muda NU ke Israel, sebaiknya teman-teman media menghubungi PBNU untuk informasi lebih lanjut. Kemlu tidak bisa memberikan komentar mengenai kunjungan tersebut, yang tidak terkait dengan posisi resmi Pemerintah RI," ujar Jubir Kemlu.
Respons ini mencerminkan sikap resmi pemerintah Indonesia yang mengindikasikan bahwa kunjungan tersebut adalah inisiatif pribadi dari para tokoh muda NU dan tidak mencerminkan sikap atau kebijakan luar negeri resmi Indonesia terkait dengan isu-isu sensitif seperti konflik Timur Tengah.
Hal ini juga menekankan bahwa setiap keputusan terkait hubungan internasional harus mempertimbangkan posisi resmi dan sensitivitas politik yang ada.
Selain itu, kunjungan ini ternyata juga tidak mendapat persetujuan atau mandat dari PBNU, yang kemudian menyatakan kekecewaannya atas tindakan tersebut.
Savic Ali, Ketua PBNU Bidang Hukum dan Media, menegaskan bahwa PBNU selalu menekankan prinsip-prinsip kemanusiaan dan perdamaian dalam menanggapi konflik Palestina-Israel.
Ali menyatakan bahwa kunjungan ini bukan merupakan sikap resmi PBNU dan bahwa PBNU tidak mendukung tindakan agresi yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Kemlu RI, sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas diplomasi luar negeri Indonesia, menunjukkan kewaspadaan terhadap isu-isu yang memiliki potensi sensitif di mata masyarakat Indonesia, terutama dalam konteks hubungan dengan negara-negara yang terlibat dalam konflik internasional seperti Israel dan Palestina.
Dengan demikian, respons Kemlu RI terhadap viralnya kunjungan ini mencerminkan upaya untuk menjaga kejelasan posisi negara dalam menanggapi peristiwa-peristiwa internasional yang dapat mempengaruhi opini publik dan stabilitas dalam negeri. (*/Shofia)