Nasional, gemasulawesi - Baru-baru ini, sebuah foto yang menunjukkan lima tokoh muda Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, beredar luas dan menimbulkan kontroversi serta kecaman dari berbagai pihak, termasuk warganet.
Dalam foto tersebut, Isaac Herzog terlihat duduk mengenakan setelan jas warna biru gelap, sementara kelima tokoh Nahdliyin berdiri di belakangnya, dengan beberapa di antaranya mengenakan batik dan jas.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Hukum dan Media, Savic Ali, mengungkapkan kekecewaannya atas pertemuan yang berlangsung pekan lalu tersebut.
Hal ini terjadi di tengah serangan Israel ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 38 ribu orang.
“PBNU tidak pernah memberi mandat dan juga tidak ada konsultasi dari mereka yang berkunjung ke sana,” ujar Savic Ali dalam sebuah pernyataan.
Respon keras juga datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menyesalkan tindakan lima tokoh Nahdliyin tersebut.
"Jangan abaikan konstitusi. Mereka jelas-jelas melanggar konstitusi. Bahkan Menteri Luar Negeri RI pun tidak pernah melakukan hal seperti itu," tuturnya.
Savic Ali menyatakan bahwa tindakan para tokoh muda Nahdliyin tersebut tidak mendapat restu maupun persetujuan dari PBNU.
Dia menegaskan bahwa PBNU selalu berkomitmen pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan perdamaian, serta mendukung upaya-upaya internasional dalam mencari solusi damai atas konflik Palestina-Israel.
“Kami tidak ingin ada kesan bahwa Nahdlatul Ulama mendukung tindakan agresi yang dilakukan Israel terhadap Palestina,” tambah Savic Ali.
Di sisi lain, Sudarnoto Abdul Hakim dari MUI menegaskan bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina.
Ia menekankan bahwa pertemuan semacam itu seharusnya dilakukan dengan pertimbangan matang dan dalam koordinasi dengan pemerintah.
“Langkah-langkah seperti ini dapat merusak citra Indonesia di mata dunia internasional, khususnya di dunia Islam,” ujarnya.
Selain dari organisasi-organisasi resmi, kecaman keras juga datang dari warganet yang merasa kecewa dan marah atas tindakan lima tokoh Nahdliyin tersebut.
Banyak yang menganggap pertemuan itu sebagai bentuk pengkhianatan terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Media sosial dibanjiri dengan komentar-komentar negatif yang mengecam tindakan tersebut, dengan banyak pengguna yang menuntut klarifikasi dan tindakan tegas dari PBNU.
"Malu banget, temen-temen aku dari Jepang Korea malah mereka atheis lantang keras, baru aja yg Jepang kemarin demo besar besaran di Shibuya sementara Indonesia semakin mlempem ga ada anginnya. Bener bener nirempati," komentar akun @far***.
Foto yang beredar memperlihatkan suasana pertemuan yang formal, dengan Isaac Herzog duduk di tengah dan tokoh Nahdliyin berdiri di belakangnya.
Pertemuan ini, meskipun tidak jelas konteks dan tujuan spesifiknya, memicu pertanyaan tentang motivasi dan dampaknya terhadap hubungan Indonesia dan Palestina. (*/Shofia)