Nasional, gemasulawesi - Kematian selebgram asal Medan, Ella Nanda Sari Hasibuan (30), setelah menjalani operasi sedot lemak di sebuah klinik kecantikan di kawasan Beji, Kota Depok, menjadi sorotan publik.
Kasus ini sedang dalam penyelidikan intensif oleh pihak kepolisian untuk mengungkap penyebab pasti kematian selebgram asal Medan tersebut.
Polisi telah memeriksa sejumlah saksi untuk mendapatkan detail kejadian yang lengkap yang dialami selebgram asal Medan saat menjalani prosedur sedot lemak tersebut.
Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana, menyatakan bahwa pihaknya telah memeriksa 10 saksi dalam kasus ini, termasuk dokter yang menangani operasi, dokter pendamping, dan warga setempat.
"Kita sudah memeriksa sekitar 10 orang saksi, baik dari dokter yang menangani, dokter yang mendampingi, juga dokter yang menerima korban di rumah sakit setelah dilarikan dari klinik," kata Arya Perdana.
Selain ada Pak RT dan Pak RW juga turut diperiksa oleh pihak kepolisian.
"Juga beberapa orang yang memang tinggal di sekitar area itu, Pak RT dan Pak RW-nya, serta dari pihak keluarga korban. Kita sudah melakukan interogasi."
Dari hasil pemeriksaan sementara, diketahui bahwa dokter yang melakukan operasi sedot lemak tidak memiliki spesialisasi di bidang tersebut.
"Hasilnya adalah dokter yang bersangkutan bukan dokter spesialis, melainkan dokter umum yang pernah mengikuti pelatihan untuk melakukan sedot lemak ini," ujar Arya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa dokter tersebut tidak memiliki izin praktik untuk prosedur sedot lemak.
"Dari hasil keterangannya, tidak memiliki izin praktik," jelas Arya.
Kronologi kejadian berawal dari keputusan Ella untuk melakukan prosedur sedot lemak di klinik WSJ Beauty & Skincare, yang dikenal menawarkan berbagai perawatan kecantikan.
Baca Juga:
Nyatakan Sebagai Zona Militer Tertutup, Penjajah Israel Menutup Pemukiman di Hebron Tepi Barat
Pada hari kejadian, Ella datang ke klinik tersebut dengan harapan mendapatkan hasil yang diinginkannya.
Prosedur sedot lemak tersebut dilakukan oleh seorang dokter yang ternyata hanya memiliki pengalaman pelatihan tanpa spesialisasi atau izin resmi.
Setelah operasi, Ella merasa tidak enak badan dan mengalami komplikasi serius.
Staf klinik kemudian memutuskan untuk membawa Ella ke rumah sakit terdekat. Namun, kondisi Ella semakin memburuk di perjalanan.
Setibanya di rumah sakit, tim medis berusaha memberikan pertolongan darurat, tetapi sayangnya, nyawa Ella tidak dapat diselamatkan.
Ella dinyatakan meninggal dunia beberapa saat setelah tiba di rumah sakit.
Kematian Ella Nanda Sari Hasibuan ini menjadi peringatan serius tentang risiko prosedur kecantikan yang tidak dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten dan berizin.
Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana, menyatakan bahwa pihaknya telah mendatangi klinik tersebut untuk mencari keterangan lebih lanjut terkait kejadian ini.
"Kami telah mendatangi klinik tersebut untuk mencari keterangan terkait berita yang beredar tentang meninggalnya satu orang usai melakukan sedot lemak," ujarnya.
Kasus ini memicu keprihatinan di kalangan masyarakat dan menyoroti pentingnya memastikan bahwa prosedur medis dan kecantikan dilakukan oleh tenaga profesional yang berlisensi.
Banyak pihak menuntut penegakan hukum yang lebih ketat terhadap klinik-klinik kecantikan yang beroperasi tanpa izin dan tenaga medis yang tidak kompeten.
Pihak keluarga korban juga berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam memilih klinik kecantikan.
Kepolisian berkomitmen untuk terus mengusut kasus ini hingga tuntas dan memastikan bahwa keadilan bagi korban dapat ditegakkan. (*/Shofia)