KPK Enggan Periksa Jokowi Meskipun Diduga Pernah Melindungi Hasto Kristiyanto, Guntur Romli: Mana Berani

Tangkap layar video yang menampilkan mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi
Tangkap layar video yang menampilkan mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi Source: (Foto/Instagram@jokowi)

Nasional, gemasulawesi - Politikus PDI Perjuangan, Guntur Romli, mengomentari keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menolak memeriksa Presiden Joko Widodo terkait dugaan melindungi Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam kasus suap pergantian antar waktu Harun Masiku. 

Ketua KPK, Setyo Budiyanto, menyatakan bahwa informasi yang mendasari dugaan tersebut hanya berdasarkan "katanya-katanya" tanpa bukti konkret yang relevan.

"Kesaksian keterangan fakta lah yang dibutuhkan. Selama katanya sana, katanya itu," ujar Setyo dalam pernyataannya pada Selasa, 14 Januari 2025.

Menanggapi hal tersebut, Guntur Romli melalui cuitan di akun X resminya, @GunRomli, pada Rabu, 15 Januari 2025, tampak tidak terkejut dengan sikap KPK.

Baca Juga:
Denny Siregar Soal Ketua DPD yang Usul Rakyat Bantu Anggaran Program MBG: Kenapa Gak Gaji Anggota DPD Saja Disumbangin?

Ia bahkan menyebut bahwa penjelasan dari Setyo Budiyanto tidak perlu disampaikan karena masyarakat sudah memahami alasan di balik keputusan itu.

"Gak usa diomongin kita juga paham. Mana berani," tulis Guntur sembari menambahkan emoticon tertawa.

Pernyataan ini menyiratkan bahwa Guntur merasa KPK tidak memiliki keberanian untuk memeriksa Jokowi dalam kasus yang melibatkan Hasto Kristiyanto tersebut.

Cuitan Guntur ini memicu beragam respons dari warganet, beberapa di antaranya mendukung pendapatnya.

Baca Juga:
Terseret Kasus Suap Vonis Bebas Ronald Tannur, Mantan Ketua PN Surabaya Ditangkap Kejagung, Ini Perannya

Salah satu pengguna akun @meg*** menulis, "KPK makan gaji buta kalau bekerjanya tidak profesional," menyuarakan kekecewaan terhadap kinerja lembaga antikorupsi tersebut.

Kritik serupa juga muncul dari akun @hab*** yang menyarankan pembubaran KPK. "Bubarkan KPK. Sayang uang pajak rakyat buat bayar mereka. Mereka nggak berguna," tulisnya.

Kedua komentar ini mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap kinerja KPK yang dianggap tidak efektif dalam menangani kasus-kasus tertentu.

Namun, tidak semua tanggapan sejalan dengan pandangan Guntur Romli. Ada pula warganet yang mempertanyakan narasi yang disampaikan Guntur.

Baca Juga:
Viral! 408 Pekerja Migran Indonesia Dideportasi dari Arab Saudi dan Masuk Blacklist, Ini Penyebab Utamanya

Akun @ari*** menulis, "Jadi bingung dengan narasi mu Gun...Kata Hasto yg masukan @jokowi Tapi kok ketua @KPK_RI tolak periksa Jokowi...muter muter," memberikan kritik terhadap konsistensi logika yang digunakan oleh Guntur dalam menyampaikan opininya.

Komentar ini menunjukkan adanya perdebatan di antara warganet mengenai tanggapan yang tepat terhadap keputusan KPK tersebut.

Respons terhadap isu ini mencerminkan polarisasi di masyarakat mengenai independensi dan profesionalitas KPK.

Sementara sebagian warganet mendukung kritik terhadap KPK, sebagian lainnya justru mempertanyakan motif di balik kritik tersebut, menciptakan perdebatan yang kian memanas di media sosial. (*/Risco)

...

Artikel Terkait

wave

Denny Siregar Soal Ketua DPD yang Usul Rakyat Bantu Anggaran Program MBG: Kenapa Gak Gaji Anggota DPD Saja Disumbangin?

Denny Siregar memberikan tanggapan usai Ketua DPD, Sultan Bachtiar Najamudin usul agar rakyat membantu program makan bergizi gratis

Terseret Kasus Suap Vonis Bebas Ronald Tannur, Mantan Ketua PN Surabaya Ditangkap Kejagung, Ini Perannya

Kasus vonis bebas Ronald Tannur memunculkan dugaan suap besar. Kejagung dalami keterlibatan hakim dan panitera.

Viral! 408 Pekerja Migran Indonesia Dideportasi dari Arab Saudi dan Masuk Blacklist, Ini Penyebab Utamanya

Pemerintah pulangkan 408 pekerja migran dari Arab Saudi. Kasus pelanggaran keimigrasian ini soroti masalah nonprosedural.

Dokter Tifa Soroti Menkes RI yang Sebut HMPV Sebagai Virus Biasa Saja dan Tidak Berbahaya: Saya Merasa Aneh

Dokter Tifa menyoroti sikap Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin terhadap adanya virus HMPV yang baru-baru ini jadi sorotan

Adi Prayitno Soal Jokowi yang Beri Ucapan Selamat Ulang Tahun untuk PDIP: Momen yang Cukup Mengharukan

Adi Prayitno memberikan komentar terkait mantan Presiden RI, Jokowi mengucapkan selamat ulang tahun kepada PDI Perjuangan

Berita Terkini

wave

Nama Wagub Sulteng Terseret Dugaan Kasus Makelar Proyek RSUD Undata Palu, Renny Lamadjido: Saya Tegaskan Itu Tidak Benar

Wagub Sulteng Reny A Lamadjido bantah terlibat dalam kasus dugaan makelar proyek di RSUD Undata Palu yang melibatkan Indrawarti.

Menghadirkan Komedi yang Lebih Meledak dari Film Pertamanya, Inilah Sinopsis Film Agak Laen: Menyala Pantiku

Film Agak Laen akan mendapat bagian kedua berjudul Agak Laen: Menyala Pantiku, yang diklaim akan lebih kocak dari film pertamanya

Akun FB Anonim Ungkap Kuasa Staff Mengatur Proyek di RSUD Undata Palu, Indrawati: Itu Fitnah

Nama Indrawati diungkap akun FB anonim sebagai pengatur proyek di RSUD Undata, disebut sebagai penentu rekanan sekaligus pengumpul fee.

KLH Tegas Tangani Kasus Impor Limbah B3 PT Esun, Pastikan Penegakan Hukum dan Perlindungan Lingkungan

KLH tindak impor limbah B3 ilegal PT Esun di Batam, tekankan bahaya kesehatan, lingkungan, dan komitmen Konvensi Basel.

Forensik Ungkap Luka di Tubuh AR (8) yang Ditemukan Tewas di Kamar Kos Jakarta Utara

Polisi dan RS Polri ungkap hasil forensik kematian AR (8) di kos Penjaringan, dengan luka serius dan investigasi lanjutan.


See All
; ;