Mahasiswa Kompak Lakukan Demo Maraton, Adi Prayitno Nilai Penyebabnya Karena Tidak Ada Oposisi di Senayan

Tangkap layar video pengamat politik Indonesia, Adi Prayitno yang baru-baru ini menyoroti aksi demo marathon mahasiswa
Tangkap layar video pengamat politik Indonesia, Adi Prayitno yang baru-baru ini menyoroti aksi demo marathon mahasiswa Source: (Foto/Instagram/@adiprayitno.official)

Nasional, gemasulawesi - Pengamat politik Indonesia, Adi Prayitno, menyoroti aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia baru-baru ini.

Aksi tersebut digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) sebagai bentuk protes terhadap sejumlah kebijakan pemerintah.

Diketahui bahwa demonstrasi ini berlangsung secara maraton dari tanggal 17 hingga 19 Februari 2025 di berbagai daerah.

Dengan tema Indonesia Gelap, para mahasiswa menyuarakan beberapa tuntutan.

Baca Juga:
Soroti Komentar Wamenaker RI Soal Tagar Kabur Aja Dulu, Niluh Djelantik: Jaga Lisanmu, Hormati Rakyat yang Menggajimu

Beberapa tuntuta tersebut di antaranya adalah pencabutan Instruksi Presiden (Inpres) tentang pemangkasan anggaran yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat, pencabutan pasal dalam Undang-Undang (UU) Minerba yang mengizinkan perguruan tinggi mengelola tambang, pencairan tunjangan kinerja (tukin) dosen, evaluasi terhadap program makan bergizi gratis, serta penghentian kebijakan yang dibuat tanpa basis riset ilmiah.

Menanggapi aksi tersebut, Adi Prayitno menilai bahwa demonstrasi ini terjadi karena tidak adanya oposisi yang kuat di parlemen.

Menurutnya, jika fungsi pengawasan di lembaga legislatif berjalan sebagaimana mestinya, maka mahasiswa tidak perlu turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka.

"Dalam demokrasi yang terbuka, demo begini perkara biasa. Kanal aspirasi. Kalo lembaga kedewanan di Senayan salurannya lancar (menjalankan fungsinya), mungkin mahasiswa lebih memilih di kelas kampus (belajar). Tapi karena sesuatu, mahasiswa terpaksa ke jalanan. Menjadi oposisi jalanan. Ya, mungkin karena sebab Senayan sana itu sudah jadi cabang kementerian pemerintah," tulis Adi Prayitno dalam unggahan di akun Instagram resminya (@adiprayitno.official) pada Senin, 17 Februari 2025.

Baca Juga:
Denny Siregar Sebut Pendidikan Gratis Perlu Didapatkan Mahasiswa Indonesia: 20 Tahun ke Depan Negara Ini akan Maju

Selain itu, ia juga menyinggung adanya tudingan bahwa aksi mahasiswa ini dikendalikan oleh pihak tertentu.

Isu semacam ini sering kali muncul dalam setiap aksi protes, di mana para demonstran dituduh memiliki motif tersembunyi atau didukung oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan.

Namun, Adi menganggap bahwa cibiran dan tuduhan semacam itu adalah bagian dari risiko perjuangan.

"Seperti sebelumnya, demo begini biasa dituding ini itu. Siapa yang nyuruhlah, ditunggangilah, sakit hati kalah pilpres lah, belum move on lah, kaum 16% dan 25% lah, dan lainnya. Resiko perjuangan begitu memang. Cibirannya banyak dan sadis. Sing sabar," lanjut Adi dalam unggahannya.

Baca Juga:
Puji Jokowi di HUT ke-17 Partai Gerindra, Rocky Gerung Nilai Presiden Prabowo Lakukan Hal yang Berlebihan

Pernyataan Adi Prayitno ini pun mendapat banyak respons dari warganet, sebagian besar memberikan dukungan terhadap aksi mahasiswa.

Salah satu pengguna media sosial dengan akun @miy*** memberikan komentar yang menyatakan apresiasi terhadap keberanian mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi mereka.

"Terimakasih mahasiswa yang sudah berani menyuarakan," tulis akun tersebut.

Dukungan ini mencerminkan adanya kesadaran masyarakat bahwa gerakan mahasiswa masih memegang peran penting dalam dinamika politik dan sosial di Indonesia. (*/Risco)

...

Artikel Terkait

wave

Soroti Komentar Wamenaker RI Soal Tagar Kabur Aja Dulu, Niluh Djelantik: Jaga Lisanmu, Hormati Rakyat yang Menggajimu

Anggota DPD Bali, Niluh Djelantik menyoroti komentar dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI, Immanuel Ebenezer mengenai Kabur Aja Dulu

Denny Siregar Sebut Pendidikan Gratis Perlu Didapatkan Mahasiswa Indonesia: 20 Tahun ke Depan Negara Ini akan Maju

Pegiat medsos Denny Siregar menyebut perlunya pendidikan gratis dan berkualitas untuk para mahasiswa Indonesia, begini manfaatnya

Puji Jokowi di HUT ke-17 Partai Gerindra, Rocky Gerung Nilai Presiden Prabowo Lakukan Hal yang Berlebihan

Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi Presiden RI Prabowo Subianto yang memuji Jokowi ketika perayaan HUT Partai Gerindra

Politikus Demokrat Sebut Kebijakan Ekonomi yang Dipilih Prabowo Berbeda dengan Semua Mantan Presiden Indonesia

Politikus Partai Demokrat, Andi Arief menyoroti kebijakan ekonomi yang dipilih Presiden RI Prabowo Subianto untuk Indonesia saat ini

Soal Isu IKN Bagikan Lahan Gratis ke Negara Sahabat, Kepala OIKN Basuki Hadimuljono Beri Penjelasan Begini

Kepala OIKN Basuki Hadimuljono memberikan penjelasan mengenai isu pemberian lahan gratis IKN untuk negara-negara sahabat

Berita Terkini

wave

Kabut di Tambang Parigi Moutong: "Gertak Sambal" Polda Sulawesi Tengah Dalam Penertiban PETI

Operasi penyisiran Disinyalir tanpa hasil dari Polda Sulawesi tengah saat ini, akibat operasi itu dinilai hanya aksi seremonial.

Kala Jaring dan Gelombang Seismik Berbenturan di Teluk Tomini

Nelayan Parigi moutong gelar aksi demo buntut dari puluhan rompon diputus oleh tim survey potensi Migas di perairan teluk tomini.

Dugaan Monopoli Tambang Ilegal di Buranga: Sosok 'Reny' Asal Jawa Barat Jadi Sorotan

Sosok reni pelaku tambang ilegal di Desa Buranga yang disebut-sebut kebal hukum dan beroperasi dibekas lahan yang pernah menelan korban jiwa

Dugaan Dominasi Tambang Ilegal di Desa Tombi: Peran Haji Anjas dan Infrastruktur Talang Raksasa

Kuatnya bekingan Kelompok Haji Anjas hingga saat ini belum tersentuh oleh Aparat penegak Hukum berkaitan dengan pengelolaan tambang ilegal.

SMART GOV dan CITIGOV untuk Tekan Kebocoran PAD di Parigi Moutong

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) terus memacu transformasi digital dalam sektor perpajakan dan ekspansi digitalisasi ke sektor retribusi.


See All
; ;