Nasional, gemasulawesi - Politikus PDI Perjuangan, Guntur Romli, menyoroti pernyataan CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, terkait kebijakan larangan rangkap jabatan dalam struktur kepengurusan badan tersebut.
Kritik tersebut muncul setelah Rosan mengumumkan susunan kepengurusan lengkap Danantara pada Senin, 24 Maret 2025, di mana ia menegaskan bahwa para pengurus yang terpilih tidak akan memiliki jabatan ganda di tempat lain.
Dalam kesempatan itu, Rosan mencontohkan Managing Director Human Resources, Sanjay Bharwani, yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) di Bester & Co.
Setelah resmi ditunjuk sebagai bagian dari Danantara, Sanjay pun meninggalkan jabatannya di perusahaan sebelumnya agar bisa bekerja penuh di badan pengelola investasi tersebut.
Namun, pernyataan tersebut justru mendapat sorotan dari Guntur Romli.
Melalui cuitan di akun X resminya @GunRomli pada Selasa, 25 Maret 2025, Guntur menilai bahwa Rosan sendiri tidak menerapkan prinsip yang ia sampaikan.
Ia menyoroti fakta bahwa Rosan saat ini masih memegang jabatan lain, selain sebagai CEO Danantara.
"Lah Rosan sendiri selain CEO Danantara masih rangkap jabatan sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)," tulis Guntur Romli dalam cuitannya, sembari mengunggah ulang berita yang menampilkan pernyataan Rosan.
Pernyataan Guntur tersebut langsung memancing berbagai respons dari warganet, terutama yang mempertanyakan konsistensi Rosan dalam menerapkan kebijakan yang ia buat.
Kritik ini juga membuka diskusi lebih luas tentang transparansi dan profesionalisme dalam pengelolaan badan investasi negara.
Sejumlah pihak menilai bahwa rangkap jabatan dalam sektor pemerintahan dan investasi berpotensi menimbulkan konflik kepentingan serta berkurangnya efektivitas dalam menjalankan tugas.
Oleh karena itu, aturan mengenai larangan rangkap jabatan di badan pengelola investasi seperti Danantara dinilai perlu ditegaskan dan diawasi dengan ketat.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari Rosan Roeslani mengenai kritik yang disampaikan oleh Guntur Romli.
Perdebatan mengenai kebijakan ini pun masih berlanjut di berbagai platform media sosial dan menjadi bahan diskusi di kalangan publik. (*/Risco)