Nasional, gemasulawesi - Pemerintah melalui Kementerian Kehutanan menyatakan akan memperketat regulasi dan pengawasan terhadap aktivitas pendakian gunung di Indonesia.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari insiden tragis yang menimpa pendaki asal Brazil, Juliana Marins, yang terjatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyebut bahwa peristiwa tersebut menjadi alarm penting bagi semua pihak untuk meninjau kembali prosedur keselamatan dalam kegiatan pendakian.
Raja Juli menegaskan bahwa aktivitas mendaki gunung tidak dapat dilakukan sembarangan, apalagi hanya sekadar mengikuti tren media sosial atau dilandasi keinginan Fear Of Missing Out (FOMO).
Ia menyoroti pentingnya kesiapan mental, fisik, serta perlengkapan pendukung sebelum seseorang memutuskan untuk melakukan pendakian. Pemerintah tidak ingin aktivitas mendaki dijadikan gaya hidup musiman yang mengabaikan faktor keamanan dan keselamatan jiwa.
"Jangan hanya ikut tren, karena keselamatan tidak boleh dipertaruhkan," jelas Raja Juli Antoni dalam keterangannya di Jakarta pada Senin, 30 Juli 2025.
Sebagai langkah konkret, Kementerian Kehutanan akan memperkuat dua aspek sekaligus, yakni peningkatan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan perbaikan sarana-prasarana pendakian.
Pemerintah juga akan mendorong kesadaran publik untuk lebih bertanggung jawab terhadap risiko yang melekat dalam aktivitas pendakian. Dalam waktu dekat, sistem pendakian gunung akan melalui evaluasi menyeluruh agar lebih terstruktur dan mengedepankan keselamatan.
Baca Juga:
Wamensos Tegaskan Pentingnya Lahan Tetap untuk Sekolah Rakyat 2026
Langkah lainnya yang juga tengah dipersiapkan adalah program sertifikasi bagi para pemandu gunung. Sertifikasi ini diharapkan dapat memastikan bahwa para pemandu benar-benar memiliki kapasitas dan pengetahuan untuk memandu para pendaki secara profesional, terutama dalam situasi darurat.
Di samping itu, Kementerian juga tengah menyusun pemetaan peringkat potensi kedaruratan setiap gunung di Indonesia.
Dengan adanya sistem pemeringkatan tersebut, pendaki pemula akan diimbau untuk memulai dari jalur yang tingkat risikonya rendah sebelum mencoba jalur dengan risiko tinggi. Pemerintah ingin mencegah para pendaki minim pengalaman langsung memilih jalur ekstrem yang dapat membahayakan keselamatan mereka.
Keseriusan pemerintah ini juga mencerminkan sikap terbuka terhadap kritik, khususnya setelah munculnya keluhan dari publik di Brazil atas kecepatan evakuasi terhadap korban Juliana yang dianggap belum maksimal. (Antara)