Nasional, gemasulawesi - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan sejumlah proyek energi secara daring.
Ia turut didampingi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dalam acara tersebut.
Peresmian ini menandai peluncuran 55 proyek energi baru terbarukan (EBT) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Proyek-proyek tersebut menjangkau 15 provinsi, sebagai bagian dari upaya pemerintah memperluas akses energi bersih dan ramah lingkungan.
Baca Juga:
Kemensos Respons Cepat Banjir dan Longsor di Parigi Moutong dengan Bantuan dan Layanan Kemanusiaan
Pusat kegiatan peresmian berada di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Blawan Ijen Unit I yang berlokasi di Jawa Timur.
Selain meresmikan proyek EBT, acara ini juga menjadi momentum penting bagi peningkatan produksi minyak di Blok Cepu yang naik sebesar 30 ribu barel per hari.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa peresmian proyek ini merupakan langkah strategis untuk mencapai kedaulatan energi di dalam negeri.
Ia menyoroti perlunya pengelolaan sumber daya alam secara cermat dan bertanggung jawab, agar bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Menurutnya, potensi energi yang dimiliki Indonesia harus dimaksimalkan, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga demi masa depan bangsa yang lebih sejahtera.
“Kita patut berterima kasih karena negeri ini memiliki potensi energi yang luar biasa, khususnya dari sumber-sumber terbarukan. Tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan bijak, dan hari ini menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia punya kemampuan untuk menuju kemandirian energi, yang akan sangat berpengaruh bagi masa depan kita,” ujar Prabowo.
Dari keseluruhan 55 proyek yang diresmikan, sebanyak 50 proyek sudah siap memasuki tahap operasi secara komersial.
Proyek-proyek tersebut terdiri dari tiga Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan total kapasitas sebesar 91,9 megawatt.
Baca Juga:
KPK Gelar Roadshow Jelajah Negeri 2025 untuk Tanamkan Nilai Antikorupsi hingga Pelosok Desa
Kemudian, terdapat 47 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang secara keseluruhan mampu menghasilkan daya sebesar 27,8 megawatt.
Sementara itu, lima proyek PLTP lainnya masih berada pada fase awal konstruksi, dengan total kapasitas yang direncanakan mencapai 260 megawatt.
Apabila seluruh proyek ini dapat terlaksana sesuai jadwal, maka energi listrik yang dihasilkan diprediksi akan melebihi 3 terawatt jam setiap tahunnya.
Jumlah tersebut diyakini akan memberikan tambahan signifikan terhadap pasokan energi nasional dan memperkuat ketahanan energi dalam negeri.
Baca Juga:
Rumah Sakit yang Tersisa di Jalur Gaza Dilaporkan Terancam Ditutup Setiap Saat
Dalam acara yang sama, Menteri Bahlil hadir langsung di lokasi peresmian yang berlangsung di Bondowoso, Jawa Timur.
Ia menekankan bahwa pengembangan energi terbarukan bukan sekadar proyek teknis, melainkan bagian penting dari kebijakan nasional.
Langkah ini, menurutnya, merupakan upaya konkret Indonesia untuk merespons isu perubahan iklim dan mewujudkan target nol emisi karbon pada tahun 2060.
“Hari ini kita menjalankan arahan Presiden bahwa proses transisi energi harus terus berlanjut. Di 15 provinsi, selain pembangunan PLTP, kita juga meresmikan PLTS untuk desa-desa yang sebelumnya belum tersentuh aliran listrik,” jelas Bahlil.
Pemerintah tidak hanya berfokus pada pengembangan energi ramah lingkungan, tetapi juga terus mendorong peningkatan produksi minyak dan gas bumi.
Salah satu contohnya adalah Lapangan Banyu Urip di wilayah Blok Cepu yang kini berhasil menambah output hingga 30 ribu barel per hari.
Dengan tambahan ini, total produksi dari Blok Cepu mencapai 180 ribu barel per hari, atau sekitar seperempat dari total produksi migas nasional.
Bahlil menyebut keberhasilan ini sebagai pencapaian yang luar biasa cepat. Proyek peningkatan produksi tersebut rampung hanya dalam delapan bulan—lebih cepat sepuluh bulan dari rencana semula.
“Target kita di tahun 2029 hingga 2030 adalah mencapai angka lifting antara 900 ribu hingga 1 juta barel per hari. Dan saat ini, saya laporkan bahwa tambahan 30 ribu barel per hari yang kita capai sekarang dikerjakan hanya dalam waktu delapan bulan, bahkan lebih cepat sepuluh bulan dari jadwal awal,” ujar Bahlil.
Di akhir acara, Presiden Prabowo menyampaikan penghargaan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam keberhasilan proyek ini.
Ia memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan daerah, mitra dari sektor swasta, serta dukungan dari komunitas internasional.
Menurutnya, kerja sama lintas sektor ini menjadi kunci penting dalam mendorong kemajuan sektor energi nasional.
Presiden juga menegaskan bahwa efisiensi dalam mengelola sumber daya energi sangat diperlukan agar Indonesia bisa mencapai kemandirian energi dan memastikan akses energi yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Kita berpeluang menjadi salah satu negara yang berhasil mencapai target nol emisi karbon tepat waktu. Namun yang tak kalah penting, kita juga mampu memproduksi energi sambil memangkas biaya logistik yang selama ini tinggi. Inilah hasil nyata dari program besar yang sedang kita jalankan,” ujar Prabowo. (*/Zahra)