Nasional, gemasulawesi - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI, Nezar Patria, mengadakan pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Ekonomi Digital dan Masyarakat Thailand, H.E. Mr. Prasert Jantararuangtong, di sela-sela kegiatan UNESCO Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence (AI) tahun 2025.
Dalam pertemuan tersebut, kedua negara membahas upaya mempererat kerja sama dalam tata kelola AI, kebijakan digital, dan pengembangan ekonomi digital yang berpijak pada nilai-nilai budaya Asia.
Nezar menyampaikan bahwa Indonesia saat ini sedang menyelesaikan penyusunan Peta Jalan Nasional AI, termasuk rancangan regulasi dan mekanisme tata kelola yang bertanggung jawab dalam pemanfaatan teknologi tersebut.
“Indonesia terus mempelajari pengalaman dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Tiongkok. Kami juga melihat Thailand sebagai mitra penting yang memiliki strategi dan pelaksanaan AI yang patut dicontoh,” ungkap Nezar.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi regional untuk mendorong pengembangan AI yang aman, terbuka, dan inklusif.
Menurutnya, sektor-sektor seperti pariwisata, pertanian, dan kesehatan menjadi bidang potensial untuk kerja sama konkret antara kedua negara.
Dari pihak Thailand, Mr. Prasert menjelaskan bahwa negaranya sedang mengembangkan strategi nasional untuk AI dengan fokus pada kesiapan infrastruktur dan adopsi teknologi.
Walaupun belum memiliki undang-undang khusus mengenai AI, Thailand melalui Electronic Transactions Development Agency (ETDA) telah merancang dua kebijakan utama dan menyusun rencana implementasi yang telah diajukan ke UNESCO.
Baca Juga:
Menarik! Kacamata AR Spatial dari Rokid Bisa Menampakkan TV Layar Raksasa di Wajah Anda
Thailand juga mengundang Indonesia untuk terlibat dalam kolaborasi ASEAN di bidang ini.
“Kami menghargai kesediaan Indonesia untuk menjalin kerja sama yang lebih erat. Mengingat posisi kedua negara yang tengah mengalami transformasi digital serupa dan memiliki kesamaan nilai budaya, kolaborasi ini sangat relevan,” tutur Prasert.
Kedua belah pihak juga bertukar pandangan soal kebijakan terhadap platform digital global.
Nezar membagikan pengalaman Indonesia dalam menghadapi tantangan regulasi platform besar, termasuk penerapan sanksi dan tindakan hukum bila aturan tidak diindahkan oleh pelaku industri digital.
Sebagai tindak lanjut konkret, pihak Thailand melalui ETDA merencanakan kunjungan delegasi ke Indonesia untuk mempelajari lebih dalam mengenai penerapan kebijakan digital yang telah dijalankan pemerintah Indonesia.
Selain itu, Thailand juga berencana mendirikan pusat tata kelola AI dan mengajak Indonesia untuk ikut terlibat dalam pengembangannya.
Nezar menyambut baik ajakan tersebut dan menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk mengunjungi kawasan Thailand Digital Valley (TDV).
Indonesia, menurutnya, terbuka untuk memperluas ruang kolaborasi, termasuk dalam bentuk pertukaran pengetahuan kebijakan, pengembangan teknologi AI, dan peningkatan kapasitas talenta digital di kawasan.
“Kami yakin kemitraan erat antara Indonesia dan Thailand akan memberikan dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi digital dan pengembangan AI yang beretika di Asia Tenggara,” ujar Nezar mengakhiri pertemuan. (*/Zahra)