Nasional, gemasulawesi - Kementerian Sosial Republik Indonesia langsung bergerak menyalurkan bantuan logistik untuk warga terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Langkah cepat ini diambil sebagai bentuk tanggap darurat atas musibah yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
Sementara itu, proses pendataan terhadap ahli waris korban jiwa masih berlangsung, bersamaan dengan upaya pencarian dua orang yang dilaporkan hilang.
Setelah banjir melanda Parigi Moutong, bencana lain berupa tanah longsor juga turut terjadi di wilayah tersebut.
Baca Juga:
Indonesia dan Thailand Perkuat Kemitraan AI dan Ekonomi Digital Berbasis Nilai Asia
Musibah ini dipicu oleh hujan deras yang turun secara terus-menerus dan dengan intensitas tinggi.
Guyuran hujan tersebut menyebabkan sungai meluap dan memicu longsor di sejumlah desa di Kecamatan Bolano, Ongka Malino, dan Bolano Lambunu.
Berdasarkan data yang dihimpun pada Kamis, 26 Juni 2025, tercatat sebanyak 419 kepala keluarga atau sekitar 1.357 warga terdampak bencana.
Sebanyak 9 orang di antaranya masih mengungsi di Desa Sritabaang.
Sementara itu, peristiwa longsor di Desa Tirtanagaya merenggut lima korban jiwa, dan dua orang lainnya masih dalam proses pencarian.
"Instruksi dari Bapak Menteri Sosial Saifullah Yusuf adalah agar bantuan segera dikirim, dan distribusinya telah dilakukan lewat Sentra Nipotowe Palu sejak tanggal 20 dan 21 Juni 2025," ujar Masryani Mansyur.
Pengiriman bantuan logistik dari Kementerian Sosial dilakukan dalam dua gelombang.
Untuk tahap pertama yang berlangsung pada 20 Juni 2025, bantuan yang dikirim mencakup 100 kasur, 100 selimut, serta 100 paket pakaian anak (kidsware).
Selain itu, terdapat pula 100 tenda gulung dengan nilai total bantuan mencapai Rp169.205.000.
Pada tahap kedua yang dilakukan tanggal 21 Juni 2025, Kemensos kembali menyalurkan bantuan tambahan untuk korban bencana.
Bantuan tersebut meliputi 50 paket perlengkapan keluarga (family kit), 50 paket pakaian anak, 50 kasur, 50 selimut, serta 50 tenda gulung.
Nilai bantuan pada tahap kedua ini mencapai Rp84.587.500, sehingga total keseluruhan dari dua tahap pengiriman menjadi Rp253.792.500.
Selain menyalurkan bantuan logistik, Kemensos juga masih menjalankan proses asesmen dan pencatatan ahli waris guna menyiapkan pemberian santunan duka bagi keluarga korban yang meninggal maupun yang masih dinyatakan hilang.
“Kami telah menurunkan personel Tagana dan bekerja sama dengan tim SAR untuk evakuasi serta pencarian korban. Sejak tanggal 21 Juni, kami juga membuka dapur umum di MTsN 3 Parigi yang sudah memproduksi lebih dari 4.000 bungkus nasi dan 230 boks makanan untuk balita,” ujar Masryani.
Banjir kini telah surut, dan mayoritas warga sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing.
Meski begitu, dapur umum tetap berjalan dan proses pencarian terhadap dua orang yang masih hilang terus dilakukan.
Penanganan bencana ini melibatkan banyak pihak, mulai dari Dinas Sosial tingkat provinsi dan kabupaten, Sentra Nipotowe Palu, Tagana, TNI-Polri, TKSK, pendamping PKH, tim SAR, hingga aparat desa dan kecamatan.
Kementerian Sosial menegaskan komitmennya untuk senantiasa hadir membantu masyarakat yang terkena dampak bencana, memastikan kebutuhan pokok mereka terpenuhi, serta memberikan perlindungan sosial yang menyeluruh. (*/Zahra)