Nasional, gemasulawesi - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menekankan bahwa orangtua murid Sekolah Rakyat diperbolehkan menjenguk anak-anak mereka di asrama kapan pun, asalkan tidak mengganggu kegiatan belajar yang sedang berlangsung.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gus Ipul saat berdialog terbuka dengan ratusan wali murid Sekolah Rakyat di Pusdiklatbangprof Margaguna.
“Ini merupakan instruksi langsung dari Presiden. Kalau orangtua merasa rindu, mereka dipersilakan menjenguk anaknya kapan saja, asalkan tidak mengganggu jam pelajaran,” ucapnya.
Gus Ipul menegaskan bahwa Sekolah Rakyat tidak hanya menyediakan pendidikan dan asrama secara cuma-cuma.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Resmikan 55 Proyek Energi Bersih, Dorong Swasembada dan Efisiensi Energi Nasional
Lebih dari itu, sekolah ini juga mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan pentingnya kehangatan dalam hubungan keluarga.
Ia meyakini, kehadiran orangtua dapat menjadi dorongan emosional yang sangat berarti bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
“Sekolah ini bukan bertujuan untuk memisahkan anak dari keluarganya.”. Justru di sini mereka mendapatkan tempat yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang, di mana kehadiran orangtua—baik secara fisik maupun emosional—tetap sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Gus Ipul menambahkan, pemerintah juga akan menyiapkan area khusus bagi orangtua yang ingin menjenguk anaknya, sebagai wujud penghargaan terhadap pentingnya hubungan keluarga.
Baca Juga:
Kemensos dan Warga Trenggalek Wujudkan Sungai Bersih dan Mandiri Pangan
“Presiden sampai memikirkan adanya ruang tunggu bagi orangtua. Sekolah Rakyat harus memberikan rasa nyaman layaknya rumah kedua, bukan malah terasa seperti tempat yang membatasi anak-anak,” tuturnya.
Sekolah Rakyat adalah program yang digagas oleh Presiden Prabowo untuk membuka akses pendidikan yang layak bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Tujuannya adalah agar mereka bisa mendapatkan kesempatan belajar yang setara tanpa terbebani biaya.
Proses penerimaan siswa dilakukan melalui seleksi berdasarkan Data Tunggal Kesejahteraan Sosial (DTSEN), tanpa melibatkan tes akademik.
“Kami tidak mencari yang paling cerdas, tapi yang paling membutuhkan uluran tangan,” tegas Gus Ipul.
Sekolah Rakyat dijadwalkan memulai masa orientasi pada 14 Juli 2025 mendatang.
“Kami ingin para orangtua merasa yakin, tenang, dan percaya bahwa anak-anak mereka diasuh oleh pihak yang bertanggung jawab,” ujarnya.
Pada tahap awal, Sekolah Rakyat akan dibuka di 100 lokasi dan dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun ajaran baru.
Baca Juga:
Penjajah Israel Menyerang Pinggiran Kota Turmusayya di Timur Laut Kota Ramallah
Jumlah siswa yang akan mengikuti pembelajaran pada tahap pertama ini mencapai 9.755 orang.
Menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo, akan ada tambahan 100 titik baru untuk memperluas jangkauan program.
Dengan perluasan tersebut, Kementerian Sosial menargetkan total peserta didik tahun ini melampaui 20 ribu orang, yang akan dibimbing oleh 2.180 guru serta 4.069 tenaga pendukung pendidikan. (*/Zahra)