Nasional, gemasulawesi - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemerintah memiliki tekad kuat untuk mempercepat pemerataan akses listrik di seluruh pelosok Indonesia.
Langkah ini dianggap sebagai strategi penting dalam mewujudkan kemandirian energi nasional, sebagaimana yang diarahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Saat berkunjung ke Kampung Berber, Distrik Bonggo Barat, Kabupaten Sarmi, Papua, Menteri Bahlil menyampaikan komitmennya untuk memperluas akses listrik di wilayah tersebut.
Ia menjanjikan bahwa pada tahun ini, sebanyak 300 rumah yang selama ini belum menikmati aliran listrik akan segera mendapatkan sambungan.
“Jadi, 300 rumah itu akan diselesaikan juga tahun ini (2025). Nanti yang menangani langsung Pak Jisman, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan. Jangan pakai anggaran dari PLN, tapi gunakan dana dari ESDM. Jadi, untuk Pak Bupati dan warga yang rumahnya 300 itu, Insya Allah tuntas tahun ini, supaya tidak tertunda lagi,” ujar Bahlil menegaskan.
Dalam kunjungannya kali ini, Menteri Bahlil juga meresmikan program Listrik Desa (Lisdes) yang dikerjakan oleh PT PLN (Persero) di Kabupaten Sarmi, Papua.
Salah satu lokasi yang kini sudah mendapatkan aliran listrik adalah Kampung Berber. Di kampung ini, jaringan distribusi dibangun dengan panjang Jaringan Tegangan Menengah (JTM) mencapai 2,35 kilometer sirkuit dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 1,44 kilometer.
Selain itu, juga dibangun gardu distribusi berkapasitas 50 kVA yang kini melayani 19 rumah tangga. Saat ini, listrik di Kampung Berber sudah menyala penuh selama 24 jam setiap hari.
Baca Juga:
Kemensos dan DEN Percepat Digitalisasi Bansos Lewat DTSEN dan Infrastruktur Digital Publik
Kampung Samanente pun telah mendapat akses listrik melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 40 kilowatt peak (kWp).
Pembangkit tersebut kini melayani 60 rumah tangga yang sebelumnya belum tersambung dengan jaringan listrik.
Sementara itu, di Kampung Konderjan, pembangunan PLTS dengan kapasitas 20 kWp juga telah selesai dan kini melistriki 30 rumah tangga.
Terakhir, Kampung Nisro sudah mulai menikmati akses listrik melalui pembangunan PLTS berdaya 40 kWp, yang dirancang untuk melayani 15 rumah tangga calon pelanggan.
Program perluasan listrik di desa-desa diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp50 triliun selama lima tahun mendatang.
Dana tersebut direncanakan untuk membiayai pembangunan dan pengembangan jaringan listrik di wilayah perdesaan serta memastikan layanan listrik menyala penuh selama 24 jam.
Selain itu, anggaran ini juga mencakup pelaksanaan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) yang ditujukan khusus bagi warga kurang mampu agar bisa menikmati akses listrik secara layak.
Langkah percepatan elektrifikasi ini menjadi bagian penting dari visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam merealisasikan Asta Cita.
Baca Juga:
Penjajah Israel Menyerang Penggembala Palestina di Tenggara Kota Betlehem
Salah satu fokus utamanya adalah memperkuat ketahanan energi nasional agar Indonesia tidak terus bergantung pada sumber energi luar.
Pemerataan listrik ke seluruh pelosok negeri bukan hanya sekadar soal pembangunan jaringan atau infrastruktur semata.
Lebih dari itu, akses listrik yang merata menjadi fondasi bagi terwujudnya kemandirian energi dan pembangunan yang berkeadilan di berbagai wilayah.
Dampaknya diharapkan mampu mengangkat daya saing desa, membuka ruang tumbuhnya ekonomi lokal, serta memastikan seluruh rakyat mendapat perlakuan yang adil dalam pembangunan nasional. (*/Zahra)