Nasional, gemasulawesi - Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menyatakan kesiapannya untuk bermitra dengan pemerintah dalam menyalurkan bantuan ke Gaza, Palestina, menggunakan drone, guna memperlancar distribusi bantuan ke warga terdampak.
Dalam konferensi pers keberangkatan tim medis darurat gelombang keempat ke Gaza yang digelar di Jakarta pada Senin, Ketua Tim Dokter BSMI, Basuki Supartono, mengatakan, “Kemarin kami tengah berdiskusi dengan pemerintah soal kemungkinan mengirim bantuan dari Indonesia menggunakan drone, yakni melalui jalur udara. Jika pemerintah memberikan izin, BSMI siap menjadi mitra dalam pelaksanaannya.”
Ia juga menambahkan bahwa BSMI akan mengatur tim relawan di Yordania untuk menyiapkan dan mengepak logistik yang akan dikirim lewat udara, asalkan pemerintah dapat memanfaatkan kekuatan politik dan melakukan negosiasi.
Lebih lanjut, Basuki menyampaikan harapannya agar pemerintah dan pihak-pihak yang memiliki pengaruh politik dapat mendorong Israel menarik pasukan dari Gaza.
Ia menegaskan, “Saat ini anak-anak sudah sangat krisis dan mengalami malnutrisi berat.”
Ketua Tim Dokter BSMI menyuarakan seruan tegas agar agresi militer di Gaza segera dihentikan.
"Dihentikanlah segera genosida ini, tarik tank-tank dari Gaza, karena anak-anak kelaparan, masyarakat tidak bisa makan, bergerak, berobat, ataupun bersekolah kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Langkah awal yang paling mendesak adalah mengusir penjajah dari Gaza agar warga bisa kembali hidup seperti sedia kala," ujarnya dengan nada prihatin.
Di samping mengirim tenaga medis spesialis, BSMI juga menyalurkan bantuan dana untuk warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel.
Baca Juga:
Inilah Ponsel Lipat Terbaik untuk 2025, dari Google, Motorola, Samsung, dan Merek Lainnya
Bantuan ini dikirim melalui jaringan agen-agen lokal di wilayah perbatasan.
“Kami menyalurkan dana, misalnya saat terjadi kelaparan, dana tersebut bisa disalurkan melalui agen-agen di wilayah perbatasan untuk menyediakan makanan siap saji,” terangnya.
Tak hanya itu, BSMI juga tengah mempersiapkan keberangkatan seorang dokter umum dari Kairo untuk mengikuti pendidikan spesialis kebidanan di Indonesia. "Itu yang menonjol," tambahnya.
Selama ini, BSMI telah aktif menyalurkan bantuan kemanusiaan, mulai dari pengiriman dokter melalui Emergency Medical Team (EMT), ambulans, alat kesehatan, hingga logistik lainnya.
Baca Juga:
BMKG Prediksi Hujan Ringan Warnai Awal Agustus di Sebagian Besar Wilayah Indonesia
Namun ia menyebutkan bahwa saat ini akses bantuan mulai terhambat karena adanya blokade dari pihak Israel terhadap jalur distribusi.
" Saat ini bantuan sudah dihentikan, dan yang diperbolehkan masuk hanya dokter-dokter spesialis saja. Semoga ke depannya dengan bantuan pemerintah bisa dibuka," tutur Ketua Tim Dokter BSMI, menyampaikan harapannya agar akses bantuan ke Gaza kembali dilonggarkan.
BSMI kembali memberangkatkan tiga tenaga medis spesialis sebagai bagian dari tim darurat medis gelombang keempat untuk melanjutkan aksi kemanusiaan di Gaza, Palestina.
Pada Agustus 2025 ini, EMT-4 BSMI terdiri dari dokter-dokter dengan keahlian khusus yang disesuaikan dengan situasi di lapangan.
Baca Juga:
Bagian dari Upaya Pemerataan Pembangunan, Pemkab Jayapura Percepat Perluasan Akses Jaringan Internet
Mereka adalah dr. Muhammad Iqbal El Mubarak (Spesialis Bedah), dr. Annisa Anjani Ramadan (Spesialis Kulit dan Kelamin), dan dr. Bambang Surif Djamaluddin (Spesialis Anak).
Sebelum tim keempat ini diberangkatkan, BSMI telah lebih dulu menurunkan tim EMT-3 yang bertugas dari tanggal 8 hingga 27 Juli 2025.
Tim tersebut bukan hanya memberikan layanan medis lanjutan, tetapi juga melaksanakan pelatihan keterampilan medis kepada tenaga kesehatan lokal di Gaza.
Selama bertugas, EMT-3 BSMI telah menangani sejumlah besar pasien. Di antaranya, 49 pasien di IGD, 8 pasien ICU, 63 perawatan luka, 208 di poliklinik, 100 pasien rawat inap, 116 tindakan operasi, serta 84 anak, 222 pasien perempuan, 51 pasien lansia, dan 51 kasus amputasi. (*/Zahra)