Kritikan Anies pada Subsidi Mobil Listrik Malah Meningkatkan Penjualannya hingga 44 Persen

waktu baca 5 menit
Presiden Joko Widodo tengah mencoba Hyundai Kona Electric (Foto/Setpres)

Nasional, gemasulawesi – Baswedan baru-baru ini mengkritisi subsidi , tetapi mengejutkannya, kritikan tersebut justru meningkatkan penjualan hingga 44 persen.

Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, telah mengungkapkan pandangannya tentang kebijakan subsidi yang diambil oleh pemerintah.

Baca Juga : Subsidi Intensif Kendaraan Listrik Akan Segera Berlaku di Maret 2023, Begini Tanggapan Netizen

Menurutnya, subsidi tersebut kurang relevan karena kebanyakan pembeli adalah kalangan yang mampu secara finansial.

Selain itu, ia juga memperhatikan bahwa dapat memperburuk kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta.

Baca Juga : Rp900 Miliar Realisasi Insentif Nakes 2021

Sebagaimana telah diberitakan, pemerintah telah memberikan insentif pajak berupa PPN-DTP untuk pembelian roda empat dan bus.

Syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi syarat insentif ini adalah kendaraan listrik harus mengandung sedikitnya 40% komponen yang diproduksi dalam negeri untuk dan 20% untuk bus listrik.

Baca Juga : Ribuan Guru Honorer Parigi Moutong Terancam Tidak Terima Insentif

Dengan memperhatikan ini, program insentif ini diharapkan dapat mendorong penggunaan kendaraan listrik lokal dan memberikan dukungan bagi industri otomotif dalam negeri.

Program insentif PPN-DTP yang diberikan oleh pemerintah bertujuan untuk membuat harga kendaraan listrik menjadi lebih terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat.

Baca Juga : Insentif Belum Cair, Banyak Tenaga Kesehatan Undur Diri

Febri Hendri Antoni Arif, sang Juru Bicara dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dengan riang menyatakan bahwa pengenalan program PPN-DTP bagi kendaraan listrik telah memberikan dampak positif yang sangat besar terhadap penjualan roda empat di Indonesia.

Pada bulan April lalu, penjualan meningkat sebesar 44% dibandingkan dengan bulan Maret, dengan total penjualan sebanyak 1.345 unit.

Baca Juga : Awal Oktober, Insentif Guru Madrasah Bukan PNS Cair

Hal ini menunjukkan bahwa insentif tersebut berdampak positif terhadap industri kendaraan listrik di Indonesia, meskipun ada kritik terhadap kebijakan tersebut.

Program insentif PPN-DTP telah memberikan kesempatan bagi dua model kendaraan listrik roda empat, yaitu Wuling Air EV dan Hyundai Ioniq 5, untuk menjadi pilihan yang ramah lingkungan dan ekonomis bagi konsumen di Indonesia.

Mengikuti persyaratan minimal 40%, kedua kendaraan listrik ini juga dapat mendukung pertumbuhan industri otomotif dalam negeri.

Bahkan masih ada 5 model bus listrik yang sudah dirakit masih menunggu sertifikasi untuk memenuhi standar kualitas dan persyaratan regulasi yang berlaku di Indonesia.

Selain itu, kelima model bus listrik tersebut diharapkan dapat membantu mendorong peralihan transportasi publik menuju pilihan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Diharapkan, kelima model ini memenuhi persyaratan minimal 20% sehingga dapat memanfaatkan program insentif yang sama dan mendorong penggunaan transportasi umum yang lebih ramah lingkungan di Indonesia.

Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik dan pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Memang penjualan mobil meningkat, dan kekhawatiran  kemacetan di kota-kota besar akan semakin buruk.

Namun, menurut Yannes Martinus Pasaribu, seorang pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), subsidi tidak akan secara signifikan memperparah kemacetan di kota-kota besar dalam waktu dekat.

Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, telah mengungkapkan pandangannya tentang kebijakan subsidi yang diambil oleh pemerintah.

Menurutnya, subsidi tersebut kurang relevan karena kebanyakan pembeli adalah kalangan yang mampu secara finansial.

Selain itu, ia juga memperhatikan bahwa dapat memperburuk kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta.

Sebagaimana telah diberitakan, pemerintah telah memberikan insentif pajak berupa PPN-DTP untuk pembelian roda empat dan bus.

Syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi syarat insentif ini adalah kendaraan listrik harus mengandung sedikitnya 40% komponen yang diproduksi dalam negeri untuk dan 20% untuk bus listrik.

Dengan memperhatikan ini, program insentif ini diharapkan dapat mendorong penggunaan kendaraan listrik lokal dan memberikan dukungan bagi industri otomotif dalam negeri.

Program insentif PPN-DTP yang diberikan oleh pemerintah bertujuan untuk membuat harga kendaraan listrik menjadi lebih terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat.

Febri Hendri Antoni Arif, sang Juru Bicara dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dengan riang menyatakan bahwa pengenalan program PPN-DTP bagi kendaraan listrik telah memberikan dampak positif yang sangat besar terhadap penjualan roda empat di Indonesia.

Pada bulan April lalu, penjualan meningkat sebesar 44% dibandingkan dengan bulan Maret, dengan total penjualan sebanyak 1.345 unit.

Hal ini menunjukkan bahwa insentif tersebut berdampak positif terhadap industri kendaraan listrik di Indonesia, meskipun ada kritik terhadap kebijakan tersebut.

Program insentif PPN-DTP telah memberikan kesempatan bagi dua model kendaraan listrik roda empat, yaitu Wuling Air EV dan Hyundai Ioniq 5, untuk menjadi pilihan yang ramah lingkungan dan ekonomis bagi konsumen di Indonesia.

Mengikuti persyaratan minimal 40%, kedua kendaraan listrik ini juga dapat mendukung pertumbuhan industri otomotif dalam negeri.

Bahkan masih ada 5 model bus listrik yang sudah dirakit masih menunggu sertifikasi untuk memenuhi standar kualitas dan persyaratan regulasi yang berlaku di Indonesia.

Selain itu, kelima model bus listrik tersebut diharapkan dapat membantu mendorong peralihan transportasi publik menuju pilihan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Diharapkan, kelima model ini memenuhi persyaratan minimal 20% sehingga dapat memanfaatkan program insentif yang sama dan mendorong penggunaan transportasi umum yang lebih ramah lingkungan di Indonesia.

Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik dan pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Memang penjualan mobil meningkat, dan kekhawatiran kemacetan di kota-kota besar akan semakin buruk.

Namun, menurut Yannes Martinus Pasaribu, seorang pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), subsidi tidak akan secara signifikan memperparah kemacetan di kota-kota besar dalam waktu dekat. (*/YN) 

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News

 

 


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.