Berita sulawesi tengah, gemasulawesi– Pemda memperpanjang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB jilid 2 Buol Sulteng.
PSBB jilid 2 Buol Provinsi Sulteng itu akan berlaku mulai dari 27 Mei hingga 10 Juni 2020.
“Keputusan dibuat dengan memperhatikan keputusan Menkes RI nomor HK.01.07/Menkes/300/2020 tentang penetapan PSBB di Kabupaten Buol dalam rangkan percepatan penanganan virus corona,” ungkap Bupati Buol Sulawesi Tengah dr. H. Amiruddin Rauf, S. POG, M. Si, melalui video conference, Selasa 26 Mei 2020.
Penambahan masa PSBB jilid 2 di Buol Sulteng mempertimbangkan masih tingginya jumlah ODP dan OTG sebanyak 95,5 persen.
Serta memperhatikan masih berlangsungnya transmisi lokal. Termasuk ditemukan bukti adanya penyebaran kasus di seluruh wilayah kecamatan.
“Agar seluruh tim penanganan virus corona di Sulawesi Tengah untuk segera menindaklanjuti penetapan pemberlakuan ini,” tegasnya.
Diketahui, secara umum jumlah kasus perhari atau perminggu semakin menurun. Tapi bukan berarti pemberlakuan PSBB sudah harus dihentikan.
PSBB Buol Sulteng jilid II mesti diperpanjang. Minimal sampai dengan satu siklus inkubasi virus corona.
Tujuannya, agar dapat mempercepat pemutusan rantai penularan pandemi virus corona ditengah warga.
Dengan penerapan status PSBB jilid II itu, pengawasan kepada pergerakan warga akan lebih diperketat. Terutama arus mobilitas warga dari daerah kecamatan di luar Kota Buol Sulteng.
Prediksinya, pada Juni 2020 rantai penyebaran virus corona di Buol Sulteng dapat berakhir. Sehingga, kebijakan penerapan PSBB tahap II tidak akan dilonggarkan.
Buol Sulawesi Tengah Usul Berlakukan PSBB ke Kemenkes
Sebelumnya, Pemda Buol Sulawesi Tengah mengusulkan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB kepada pemerintah pusat.
“Keputusan itu berdasarkan rapat Pemda bersama unsur DPRD, Forkopinda dan Ketua Satgas penanganan virus corona Buol Sulawesi Tengah,” ungkap Bupati Buol dr. H. Amiruddin Rauf, S. POG, M. Si pada press conference Rakor Tim Gugus Tugas Percepatan Penanangan Virus Corona, Senin 4 Mei 2020.
Pada rapat itu kata dia, secara bersama melihat perkembangan kondisi virus corona di Buol Sulteng. Diketahui, terkonfirmasi positif virus corona sudah menyentuh angka 19 orang dan 82 kasus positif dengan rapid test.
Ia melanjutkan, Pemda Buol secara bersama Forkopinda memutuskan permintaan PSBB kepada Menkes melalui Gubernur Sulawesi Tengah.
“Pelaksanaan PSBB berdasarkan kondisi yang ada sudah dirasakan perlu unmtuk memutuskan rantai penyebaran virus corona,” urainya.
Warga Buol Sulteng perlu memahami keputusan ini. PSBB kata dia, bukanlah lockdown atau karantina wilayah, dimana kegiatan ekonomi terhenti aktifitasnya.
Pada saat PSBB, seluruh aktifitas dapat berjalan sebagaimana mestinya. Tapi dengan beberapa persyaratan yang berlaku.
“Pemda bertujuan segera memutuskan penyebaran corona dengan beberapa langkah penguatan termasuk PSBB,” jelasnya.
Seluruh Kepala Desa di Kabupaten Buol agar dapat mematuhi dan melaksanakan segala ketentuan yang berlaku pada PSBB.
Misalnya, terkait virus corona Pemdes agar menaati pemberlakuan PSBB dengan ikut membentuk satgas di tingkat desa.
“Apabila tidak mengindahkan pemberlakuan PSBB, maka akan mendapatkan sanksi sesuai pertauran perundangan berlaku,” tegasnya.
Ia menegaskan,dalam pelaksanaan PSBB agar seluruh warga Buol Sulteng dapat menahan diri, terutama saat bermedia sosial.
Agar tidak menyebarkan hoaks, fitnah serta menimbulkan tindakan tidak bertanggungjawab akan dilakukan tindakan tegas.
Jelang Pemberlakuan PSBB, Buol Perkuat Stok Ketahanan Pangan
Jelang pemberlakuan PSBB Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kabupaten Buol persiapkan anggaran kurang lebih 3 Milyar rupiah dalam rangka memperkuat stok ketahanan pangan.
Hal tersebut diungkapkan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi tengah (Sulteng) Ir Usman, dalam video siaran persnya.
“Langkah itu kami tempuh dalam rangka memperkuat kesiapan pangan dalam masa pandemik covid-19 di Kabupaten Buol,” jelasnya.
Lanjut dia, pihaknya tetap mendorong para petani untuk tetap menjalankan usaha taninya. Menurutnya, hingga saat ini khusus untuk padi sawah sampai saat ini sudah ditanami pada lahan 5641 hektar.
“Khusus yang di panen pada periode April pada lahan seluas 1078 hektar, kita harapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Buol disaat diberlakukannya PSBB,” urainya.
Dari hasil panen pada lahan selua 1078 hektar tersebut berhasil menghasilkan beras sebanyak 2908 ton.
Ia mengatakan, dengan stok beras yang ada saat ini diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Buol selama dua bulan kedepan.
“Dengan asumsi kebutuhan kita di Buol per bulannya adalah 1434 ton,” ungkapnya.
Dijelaskannya, saat ini dari sekiba ribu hektar yang telah ditanami padi masih ada 2062 hektar yang belum belum panen.
Ia berharap, padi yang belum masuki masa panen tersebut tidak mengalami kendala berarti kedepannya sehingga bisa memperkuat ketahanan pangan paska PSBB Buol.
“Mengikuti periode April, kami memperhitungkan kurang lebih ada sekitar 5000 ton stok beras di Kabupaten Buol Sulteng. Artinya, bisa memenuhi kebutuhan tiga bulan kedepan,” terangnya.
Selain itu masih ada ribuan hektar lagi yang baru akan memasuki masa tanam, termasuk lahan yang telah melwati masa panen akan digenjot untuk kembali melakukan penanaman.
Apalagi kata dia, pihak Dinas sosial Kabupaten Buol Sulawesi tengah juga telah melakukan antisipasi dengan menyiapkan cadangan pangan mengantisipasi terjadinya gagal panen.
“Kami juga sesuai tupoksi akan menyiapkan cadangan pangan sebanyak 60 ton, dalam recofusing anggaran juga disiapkan lahan sekitar 1000 hektar. Ada juga bantuan pengadaan benih untuk mempermudah proses penanamannya,” tuturnya.
Selain program regular untuk pertanian sawah, Dinas pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Buol juga telah mempersiapkan beberapa program pendukung lainnya seperti pengembangan peternak ayam petelur maupun pedaging.
Pihaknya kata dia, akan melibatkan warga yang telah profesional dan berpengalaman dalam beternak bukan yang baru memulai atau mencoba coba.
Tujuan dari program itu adalah untuk menyiapkan pangan, sehingga peruntukkannya hanya bagi yang telah berpengalaman.
“Jadi itu tidak untuk semua kalangan, karena bersifat mendukung kesiapan pangan kita. Sehingga kami membutuhkan warga yang telah berpengalaman dalam usaha ternak ini sehingga bisa kita harapkan memberikan hasil,” tegasnya.
Jika program itu bisa berjalan sukses maka diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan daging sebesar 87.9 ton dan kebutuhan telur 63.54 ton.
Antisipasi kegagalan panen lainnya adalah dengan mempersiapkan tanaman jagung yang saat ini telah ditanami pada lahan seluas 13.076 hektar.
“saat ini telah kita panen pada lahan seluas 5900 hektar. Jadi masih ada kurang lebih 7000 hektar yang belum kita panen,” paparnya.
Menurutnya jagung ini juga potensi yang bisa dimanfaatkan, jika selama ini jagung dijual keluar daerah Sulawesi tengah maka untuk kepentingan ketahanan pangan di Kabupaten Buol bisa dimanfaatkan untuk kepentingan jagung beras. Untuk merealisasikan itu pihaknya akan menyiapkan mesin gilingan jagung beras.
“Termasuk mesin pemisah ari-arinya, itu rencananya akan kami adakan 20 unit ditempatkan pada sentra penghasil jagung di Kabupaten Buol,” pungkasnya.
Intervensi lainnya yang akan dilakukan adalah pengolahan sagu yang juga menurutnya cukup bagus potensinya di Kabupaten Buol.
Laporan: Muhammad Rafii