Berita kota palu, gemasulawesi– Walikota serahkan hewan qurban ke sejumlah titik di Kota Palu Sulawesi Tengah.
“Alhamdulillah, usai Sholat Idul Adha kami qurban satu sapi di sini untuk warga Karampe kelurahan Besusu Tengah,” ungkap Wali Kota Palu Hidayat, saat melihat langsung proses pemotongan satu ekor sapi di Masjid Sabilul Muhtadin Karampe, Jumat 31 Juli 2020.
Seekor sapi itu merupakan hewan qurban milik Wali kota Hidayat. Selain dari enam ekor sapi dan tiga ekor kambing lainnya. Seluruhnya telah diserahkan ke beberapa titik seperti Hunian Tetap (Huntap), masjid-masjid dan lainnya.
Ia juga mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 ini Pemerintah Kota Palu melaksanakan Sholat Idul Adha di Lapangan Vatulemo dengan tertib, aman, dan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Mudah-mudahan tidak terjadi penyebaran virus lagi,” ungkapnya.
Menurutnya, di Kota Palu saat ini angka penyebaran virus Covid-19 terus menurun. Bahkan dirinya mendapatkan laporan bahwa RSUD Anutapura Palu sudah zero pasien terkonfirmasi positif virus corona.
Namun, pihaknya tetap mengupayakan agar terus melanjutkan pos lapangan penanganan dan pencegahan Covid-19 di pintu-pintu Kota Palu. Mengingat, angka kasus virus corona beberapa daerah yang berdekatan dengan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah masih cenderung tinggi.
“Kita coba berkoordinasi dengan bapak Gubernur, mudah-mudahan kita bisa dibantu, karena sudah empat bulan lebih kita melaksanakan penjagaan di pos-pos lapangan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu Walikota Hidayat didampingi langsung Sekretaris Daerah kota Palu, H. Asri.
Berqurban ternyata memiliki sejumlah keutamaan. Berikut penjelasannya.
- Lewat Berqurban Bisa Lebih Mendekatkan Diri Kepada Allah
Momentum qurban menjadi salah satu cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam surat Al-Maidah ayat 27: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertaqwa.”
- Qurban Cerminkan Sikap Patuh dan Taat
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS Al Hajj: 34)
- Sebagai Saksi Amal di Hadapan Allah SWT
Ibadah qurban mendapatkan ganjaran yang berlipat dari Allah SWT. “Pada setiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Juga kelak pada hari akhir nanti, hewan yang kita qurban akan menjadi saksi.
“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) qurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dgn tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulunya. Sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR. Ibnu Majah)
- Membedakan dengan Nonmuslim
Sejatinya qurban (penyembelihan hewan ternak) tidak saja dilakukan umat Islam setiap hari raya adha tiba, tetapi juga umat lainnya.
Sebagai contoh, pada zaman dahulu orang-orang jahiliyah juga melakukan qurban. Hanya saja yang menyembelih hewan qurban untuk dijadikan sebagai sesembahan kepada selain Allah.
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (qurban ku), hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS: Al-An’am: 162-163)
- Ajaran Nabi Ibrahim
Berqurban juga menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang ketika itu Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail ‘alaihis salam ketika hari an nahr (Idul Adha).
- Berdimensi Sosial Ekonomi dan Kemanusiaan
Ibadah qurban menjangkau sisi sosial dan kemanusiaan aspek sosial. Sebagaimana diketahui distribusi daging qurban mencakup seluruh kaum muslimin, dari kalangan manapun ia, fakir miskin hingga mampu sekalipun.
Sehingga hal ini akan memupuk rasa solidaritas umat. Jika mungkin bagi si fakir dan miskin, makan daging adalah suatu yang sangat jarang. Tapi pada saat hari raya Idul Adha, semua akan merasakan konsumsi makanan yang sama.
Laporan: Muhammad Rafii