Berita sulawesi barat, gemasulawesi– Provinsi Sulbar kini telah resmi jalankan test PCR untuk suspect virus corona dengan metode A Qualitative Rapid.
Real Time PCR suspect corona menggunakan mesin Test Cepat Molekuler yang ada di RSUD Provinsi Sulbar.
“Alhamdulillah kini kita sudah bisa melakukan pemeriksaan sendiri untuk terduga pasien virus corona,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr.Alief Satria, Jumat 15 Mei 2020.
Ia mengatakan, pemeriksaan pasien suspect virus corona kini ada di Sulawesi Barat
Sementara itu, berdasarkan SK Gubernur Provinsi Sulawesi Barat maka RSUD Sulawesi Barat menjadi rumah sakit rujukan virus corona.
“Sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan penanganan harus diselesaikan melalui rumah sakit milik Pemprov Sulawesi Barat ini,” jelasnya.
Dengan melihat eskalasi kasus konfirmasi positif di Indonesia semakin meningkat. Maka pemeriksaan RT PCR yang sebelumnya hanya dilakukan di laboratorium rujukan, kini diperluas dengan memanfaatkan mesin TCM yang telah tersedia pada hampir semua Rumah Sakit milik pemerintah.
Ia menegaskan, pemeriksaan virus corona dengan TCM di RSUD Provinsi Sulbar dilaksanakan berdasarkan surat dari Kementerian Kesehatan nomor: PM. 01.02/1/902/2020 tanggal 6 April 2020 perihal Pemberitahuan Persiapan Penggunaan alat Tes Cepat Molekuler untuk Pemeriksaan virus corona.
Setelah beberapa persyaratan yang ditentukan Kementerian kesehatan dapat dipenuhi Pemda.
Ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh ketika menggunakan TCM. Diantaranya, Closed system, seluruh proses ektsraksi RNA/DNA dan amplifikasi terjadi didalam katridge sedangkan kalau RT PCR terjadi diluar.
Selanjutnya, tahapan pengelolaan spesimen relatif mudah sehingga untuk pelatihan teknis tenaga pemeriksa juga lebih mudah, begitupun dengan Processing time lebih cepat yakni 45 menit mampu memeriksa 40 tes per hari sedangkjan RT PCR 3 jam 30 menit.
“Pastinya mulai sekarang kita manfaatkan sumber daya dan alat yang kita miliki di RSUD Sulawesi Barat. Mesin TCM ini sudah ada di Provinsi Sulbar sejak tahun 2014 untuk pemeriksaan Tuberkulosis dan kini dengan menggunakan catridge khusus covid 19 mesin ini dapat difungsikan untuk mendiagnosa covoid 19,” ungkapnya.
Sementara itu, juru bicara Gugus Tugas penangan Covid19 Provinsi Sulawesi Barat, Safaruddin menyebutkan bahwa Pemprov Sulbar mendapatkan dukungan dari kementerian kesehatan untuk Penggunaan alat TCM di RSUD Sulbar.
“Jadi, kita dibantu kementerian kesehatan seperti Catridge Xpert Sars Cov2, Masker N95, Dukungan pemeliharaan alat serta Sistem pelaporan (Menggunakan system pelaporan program TBC SITB) online sehingga waktu pelaporan sangat cepat”, tuturnya.
Kepala Dinas Kominfo ini juga menambahkan Pemprov Sulbar dalam melakukan penanganan Covid 19 telah mencurahkan segala perhatiannya termasuk mendukung penggunaan CTM.
Mulai dari penyiapan SDM untuk melaksanakan pemeriksaan, penyediaan sarana penunjang untuk pemeriksaan (BSC Level 2) serta insentif bagi tenaga pemeriksa.
“Kesulitan kita saat ini adalah jaminan ketersediaan catridge untuk pemeriksaan belum ada. Ya, hal dikarenakan catrige yang masih diimpor dari luar negeri serta permintaan diberbagai belahan dunia juga semakin meningkat,” terangnya.
Sulbar Dapat Bantuan Catridge TCM dari Kemenkes
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Dinas Kesehatan, mendapatkan bantuan Catridge TCM dari Kementerian Kesehatan RI.
“Kiriman 60 set catridge TCM dari kementerian merupakan bantuan langsung Global Fund,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan, dr. Alief di ruang kerjanya.
Ia melanjutkan, sebanyak 60 set catridge TCM PCR untuk menjalankan test diagnosa virus corona kepada pasien suspect corona Sulbar.
Catridge TCM kata dia, diperuntukkan bagi rumah sakit rujukan. Tim sudah menyerahkan 60 pcs ke RSUD Sulawesi Barat.
Pastinya Sulawesi Barat akan terus mendapatkan suplai Catridge TCM dari Kemenkes sebanyak 60 pcs setiap minggunya.
“Dua hari sebelum catridge TCM diterima Dinkes, petugas dari Labkesda, Dinkes dan RSUD Sulbar mengikuti pelatihan Kemenkes secara virtual mengenai pemanfaatan mesin TCM,” jelasnya.
Pelatihan itu untuk meningkatkan keterampilan petugas dalam mengoperasikan mesin TCM dengan menggunakan catridge.
Ia menjelaskan, SWAB dengan metode PCR, begitupun TCM dengan metode PCR. Yang membedakan hanyalah Real Time PCR menggunakan metode manual sedangkan TCM dengan menggunakan catridge,” terangnya.
Selama warga Sulawesi Barat disiplin kata dia, maka tidak perlu lagi mengirimkan sampel pasien terduga Corona ke BBLK Makasssar ke Makassar.
“Yaaa, sejauh ini sampel kita kirim ke Makassar itu hanya sekitar 10-20 sampai 30 pernahlah sekali. Kalau memangnya kita semua disiplin, tidak banyak pengambilan sampel. Maka daerah bisa melakukan secara mandiri diagnosis Corona dengan menggunakan TCM yang ada di RSUD Sulawesi Barat,” jelasnya.
Pemerintah mempersiapkan mesin Tes Cepat Molekuler (TC) atau sering disebut rapid molecular diagnostic untuk mengonfirmasi hasil tes swab hidung dan tenggorokan.
Pemeriksaan TCM selama ini umum dikenal sebagai prosedur pemeriksaan pada pasien tuberkulosis. Pemeriksaan TCM bisa menghasilkan akurasi 99 persen. Mesin TCM dapat memeriksa kuman pada dahak pasien untuk mengetahui apakah seseorang positif atau tidak.
“Kita akan lakukan dalam waktu dekat untuk memanfaatkan mesin pemeriksaan TB-TCM yang sudah ada di 132 RS dan beberapa puskesmas terpilih untuk kita konversi agar mampu melakukan pemeriksaan corona dengan mendatangkan cartridge khusus untuk ini,” ungkap juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto.
Selanjutnya, akan dilakukan modifikasi terhadap mesin dengan mengubah setting dan menambahkan cartridge khusus. Uji coba mesin akan dilakukan mulai Kamis 2 April 2020.
Mesin ini disebut mampu mengeluarkan hasil yang lebih cepat dan akurat, karena tes PCR sebagai basis pengujiannya memang menggunakan antigen, sehingga mustahil memunculkan false negative.
Mesin TCM Terobosan Ilmiah
Dalam jurnal ilmiah yang diterbitkan Fakultas Kedokteran Andalas pada 2016 berjudul Nilai Diagnostik Metode “Real Time” PCR GeneXpert Pada Tuberkulosis Paru BTA Negatif, mesin TCM atau yang juga disebut GeneXpert MTB/RIF merupakan terobosan untuk mendiagnosis TB secara tepat.
Alat ini menargetkan antigen dari bakteri Mycobacterium tuberculosis, zat yang dibawa bakteri penyebab TB dan merangsang respons sistem kekebalan tubuh. Pelacakan antigen dilakukan pada sediaan sampel dahak pasien yang kemudian diolah dengan ekstraksi deoxyribo nucleic acid (DNA) dalam cartridge sekali pakai.
Penelitian in vitro menunjukkan batas deteksi bakteri TB dengan metode TCM minimal 131 bakteri/ml sputum. Hasil pemeriksaan keluar dalam waktu kurang dari dua jam.
Selain itu, penggunaan alat juga disebut sangat praktis sehingga hanya butuh pelatihan yang sederhana untuk dapat mengoperasikan alat ini.
Laporan studi ilmiah yang diterbitkan Jurnal Penyakit Dalam Indonesia pada 2018 menyebut, bahwa WHO sejak 2010 telah menyarankan pemakaian TCM sebagai uji diagnostik awal pada pasien terduga TB paru dengan dugaan resistensi rifampisin, antibiotik untuk pasien TB.
Proses diagnosis TB sekaligus pendeteksian resistensi rifampisi dapat diselesaikan hanya dalam waktu sekitar 100 menit.
Sebuah penelitian di Afrika Selatan melaporkan mesin TCM dapat meningkatkan deteksi kasus TB paru pada pasien HIV hingga 45 persen dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopis konvensional (pemeriksaan basil tahan asam/BTA).
Laporan: Ince Hidayatullah/sumber Pemprov Sulbar