gemasulawesi.com – Berita Terkini Indonesia Hari Ini
Berita Terupdate dan Terkini Indonesia, Sulawesi Tengah, Palu, Poso, Parigi Moutong
Dibongkar Freddy Numberi: Plot Jahat Kolonialisme dalam Sejarah Papua yang Membuat Separatisme Berkembang Biak
Internasional, gemasulawesi – Selama ini, konflik di Papua seringkali dianggap sebagai masalah separatisme semata. Namun, baru-baru ini Freddy Numberi, seorang tokoh Papua yang juga mantan anggota TNI-Polri menyebut adanya plot jahat kolonialisme dalam sejarah Papua.
Menurut tokoh senior Papua, Laksamana Madya TNI (Purn) Freddy Numberi, Organisasi Papua Merdeka (OPM) bukanlah berasal dari orang Papua, melainkan dibuat oleh Belanda pada masa lalu sebagai sebuah “bom waktu”.
Baca Juga :
OPM kemudian berkembang di Papua karena tingkat kemiskinan dan ketimpangan sosial-ekonomi yang tinggi di wilayah tersebut.
“Papua korban sejarah masa lalu khususnya Hindia Belanda,” tegasnya dalam Temu Warga Papua 2023, Para-para Adat Membangun Papua.
Baca Juga : Plot Twist Boruto Bunuh Naruto! Spoiler Manga Boruto Chapter 79
Sejak lama, Papua telah menjadi isu yang sensitif di Indonesia.
Walaupun Konferensi Meja Bundar pada tanggal 27 Desember 1949 menandai penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia, masalah status Papua atau Irian Barat tetap belum terselesaikan, menciptakan sebuah situasi seperti “bom waktu” yang dapat mempengaruhi Indonesia dan rakyat Papua di masa depan.
Baca Juga : Rekomendasi Film tentang Gerhana Matahari, Fenomena Alam Menakjubkan yang Jadi Inspirasi Sutradara
Sementara itu, Indonesia dan Belanda sama-sama memperjuangkan klaim wilayah Papua Barat yang saling bertentangan.
Belanda bersikeras bahwa wilayah yang dikenal sebagai Netherlands New Guinea seharusnya tidak diserahkan kepada Indonesia karena penduduk asli Papua, berbeda etnis dan ras dengan masyarakat Indonesia secara umum.
Baca Juga : Satu Orang Tewas Akibat Topan Freddy yang Menghantam Mozambik
Sebaliknya, Belanda ingin mewujudkan kemerdekaan Papua Barat sebagai negara yang diakui, dengan Belanda sebagai penjamin dan pelindungnya.
Namun, akhirnya Papua Barat menjadi bagian dari wilayah Indonesia setelah perjuangan panjang dan berbagai peristiwa penting di masa lalu.
Baca Juga : Topan Freddy Membawa Hujan Lebat ke Beberapa Bagian Afrika
“Politik Belanda, Papua tidak masuk dalam pembahasan KMB,” tuturnya.
Mengenai bendera Bintang Kejora dan Lagu Tanah Papua yang dianggap sebagai bibit separatisme di Papua, Freddy Numberi menjelaskan, keduanya adalah bom waktu yang dipersiapkan politik Hindia Belanda di jaman dahulu.
Belanda memang cerdik dalam menjalankan politiknya pada masa lalu sehingga banyak orang Papua, baik dahulu maupun saat ini, memiliki pemahaman yang salah mengenai status Papua.
“Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada sekelompok kecil yang ingin Papua merdeka, terlepas dari konsekuensi dan implikasi yang mungkin timbul dari tindakan tersebut,” tuturnya.
Menurut Freddy Numberi, bendera Bintang Kejora bukanlah bendera negara Papua, melainkan bendera budaya yang berasal dari zaman kolonial Belanda.
Mantan Menteri Perhubungan dan Menteri Kelautan dan Perikanan ini menjelaskan bahwa selama ini banyak orang yang keliru memahami bahwa bendera tersebut merupakan bendera negara Papua.
Freddy menambahkan bahwa sebenarnya bendera tersebut lebih dikenal sebagai “land flag” oleh Belanda.
Freddy Numberi juga menyebutkan bahwa “land flag” atau bendera tanah adalah bendera budaya, bukanlah bendera negara.
Selain itu, ia juga menyentuh tentang sebuah lagu kebangsaan Papua tanpa menyebutkan secara spesifik lagu apa yang dimaksud.
Namun, ia menyatakan bahwa lagu kebangsaan tersebut adalah lagu rakyat Papua.
Untuk meredam konflik, Freddy menekankan bahwa pemerintah harus mengambil tindakan yang tepat dan strategis dalam mengamankan Papua dari ancaman teror oleh OPM.
Freddy mengingatkan bahwa peristiwa di Timor Timur yang melibatkan campur tangan PBB tidak boleh terulang di Papua, karena itu dapat memicu perpecahan dan kehilangan Papua dari Indonesia.
“Kami harus berhati-hati dan cerdas dalam menangani situasi ini. Kita tidak ingin Papua menjadi wilayah yang lepas dari NKRI seperti yang terjadi di Timor Timur. Mari kita belajar dari pengalaman masa lalu dan memastikan bahwa tindakan yang kita ambil sekarang akan melindungi keutuhan negara dan keamanan rakyat Papua,” ujarnya dengan tegas. (*/YN)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News