Palembang, gemasulawesi - Warga Palembang, Sumatera Selatan, dikejutkan dengan penemuan mayat seorang pegawai koperasi bernama Anton Eka Saputra yang tewas terkubur dalam ruko yang dicor.
Penemuan mengerikan ini terjadi setelah Tim Inafis Polrestabes Palembang, bersama tim gabungan Jatanras Polda Sumsel, membongkar ruko yang terkunci di kawasan perumahan Maskarebet, Kelurahan Talang Kelapa, Kecamatan Sukarami.
Anton Eka Saputra dilaporkan hilang oleh keluarganya selama 18 hari, sejak Sabtu, 8 Juni 2024.
Salah seorang kerabat korban yang diketahui bernama Robu mengungkapkan bahwa Anton terakhir kali terlihat saat ia pamit untuk bekerja yakni menagih uang nasabah yakni pada pukul 12.00 WIB.
"Nomor WhatsApp Anton masih bisa dihubungi hingga lima jam setelahnya, namun kemudian kontak dengan Anton terputus," ujar Robu.
Keluarga yang khawatir segera melaporkan kehilangan Anton ke Polda Sumsel dengan harapan bisa segera menemukannya.
Dari hasil penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan oleh polisi, ditemukan fakta baru bahwa Anton dibunuh oleh salah satu nasabah koperasi tempatnya bekerja.
Pelaku utama yang kini sedang dalam pemeriksaan adalah pemilik ruko pakaian Distro ‘Anti Mahal’ di Jalan KH Dahlan, Perumahan Maskarebet.
Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo, menjelaskan bahwa pemilik ruko ini adalah otak utama dari pembunuhan tersebut.
"Pemilik ruko ini adalah otak dari pembunuhan Anton. Motif kejahatan ini sedang dalam penyelidikan lebih lanjut," kata Kombes Pol Harryo.
Ruko yang menjadi tempat ditemukannya mayat Anton berada dalam kondisi terkunci dan dicor, sehingga menyulitkan proses pengungkapan awal.
Namun, berkat kerja keras dan kegigihan tim kepolisian, lokasi tersebut akhirnya berhasil dibongkar, mengungkap kejahatan yang selama ini tersembunyi.
Penemuan ini tidak hanya mengejutkan keluarga korban, tetapi juga masyarakat sekitar yang merasa prihatin dan terkejut dengan kejadian tragis tersebut.
Masyarakat mendesak pihak berwenang untuk memberikan hukuman setimpal kepada pelaku dan memperkuat keamanan di lingkungan mereka.
Hal ini pun menimbulkan kekecewaan publik.
“Kalau gak mau ditagih, jangan ngutang hei! Dia hanya karyawan, gajinya pun gak terlalu besar, resikonya nyawa,” komentar akun @adi***.
Sebagian lain menyoroti maraknya kejatahan yang terjadi belakangan ini.
“Lain daerah lain cerita, yang di Pati pemilik mobil rental dikeroyok, di Palembang penagih koprasi dibunuh lalu dicor. Sampai kapan Indonesia jadi negara yang aman dan minim pembunuhan? Bukan Indonesia menuju emas kalau kejahatan makin merajarela, Indonesia menuju cemas,” komentar akun @inf***.
Saat ini, keluarga Anton masih berduka mendalam atas kehilangan tragis ini.
Proses hukum yang tegas dan transparan diharapkan dapat memberikan keadilan bagi Anton dan keluarganya.
Polisi terus bekerja keras untuk mengungkap semua detail kasus ini, termasuk motif di balik pembunuhan yang kejam ini, dan memastikan semua pelaku yang terlibat mendapatkan hukuman yang setimpal. (*/Shofia)