Palu, gemasulawesi – Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura atau TPH Sulawesi Tengah mengatakan Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai 364.758 hektare CLP2B atau Cadangan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Menurut Kepala Dinas TPH Sulawesi Tengah, Nelson Metubun, mengatakan cadangan lahan ini sangat memadai dan olehnya perlu dijaga demi kelangsungan pangan di masa depan.
Nelson Metubun menerangkan cadangan lahan pertanian tersebut tersebar di 13 kabupaten atau kota di Provinsi Sulawesi Tengah, dimana lahan termanfaatkan untuk tanaman pangan pada komoditas Serelia seluas 92.500 hektare.
“Kemudian komoditas aneka kacang 24 ribu hektare dan aneka umbi 8 ribu hektare,” katanya.
Dia menambahkan sub sektor hortikultura untuk komoditas sayuran 21.668 hektare, tanaman obat 211 hektare, buah-buahan 25.986 hektare dan tanaman hias 5 hektare.
Nelson menyatakan selain lahan termanfaatkan, ada pula potensi pengembangan seluas 191.878 hektare yang terdiri dari aneka tanaman kacang 27.192 hektare, komoditas Serelia 102.665 hektare dan aneka umbi 8.879 hektare.
“Ada juga potensi pengembangan khusus sub sektor hortikultura, yaitu buah-buahan 28.842 hektare, komoditas sayuran seluas 24.049 hektare dan tanaman obat 245 hektare, serta tanaman hias 6 hektare,” ujarnya.
Oleh karena itu, dengan ketersediaan cadangan lahan itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengajak masyarakat agar tidak mengalihfungsikan laham.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah juga telah membuat regulasi khusus lahan pertamina melalui Perda atau Peraturan Daerah Sulawesi Tengah nomor 1 Tahun 2015 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Dia mengatakan Sulawesi Tengah adalah daerah agraris.
“Salah satu penyumbang nasional, sehingga perlu dijaga keberlangsungan pertaniannya,” ucapnya.
Menurut data Dinas TPH, saat ini Sulawesi Tengah mempunyai kawasan pertanian pangan berlanjutan atau KP2B seluas 429.852 hektare yang dimanfaatkan sebagai lahan persawahan maupun kebun oleh petani setempat pada sub sektor hortikultura dan tanaman.
Dia menyampaikan strategi dan langkah operasional peningkatan produktivitas maupun produksi pertanian tahun 2021 hingga 2026 meliputi tanaman pangan, yaitu komoditas padi, aneka kacang dan juga aneka umbi, serta jagung,
“Untuk hortikultura meliputi cabai rawit dan merah, tomat, bawang merah, kentang, pisang, jahe, jeruk, durian, termasuk dengan tanaman hias,” pungkasnya. (*/Mey)