Sulawesi Tenggara, gemasulawesi - Munculnya seekor anoa di kawasan tambang milik PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) di Sulawesi Tenggara telah menarik perhatian publik dan menjadi viral di media sosial.
Keberadaan anoa, yang merupakan spesies endemik dan dilindungi di Sulawesi, memunculkan spekulasi bahwa habitat alaminya mungkin terganggu oleh aktivitas tambang di wilayah tersebut.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara, Sakrianto Djawi telah mengonfirmasi bahwa beberapa ekor anoa sering terlihat di kawasan tambang nikel milik PT SCM di Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe.
“Kita sudah menelusuri kabar munculnya anoa yang viral di sosmed, benar anoa itu ada di lokasi PT SCM," jelas Sakrianto.
Kehadiran anoa ini menjadi perhatian serius bagi pihak BKSDA dan PT SCM untuk memastikan keberlangsungan hidup mereka di tengah perubahan lingkungan yang cepat.
Upaya evakuasi dan perlindungan habitat anoa telah menjadi fokus utama.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif terhadap populasi anoa dan mendukung keberlanjutan ekologi di wilayah tersebut.
Pihak BKSDA segera berkoordinasi dengan PT SCM untuk melakukan evakuasi anoa guna menjaga keberlangsungan hidupnya.
Menurut informasi yang diterima, terdapat tiga ekor anoa yang sering kali muncul di kawasan tambang nikel milik perusahaan tersebut.
PT SCM berkomitmen untuk menyediakan lahan konservasi seluas 422 hektar di dalam kawasan pertambangan.
Lahan konservasi ini dirancang untuk memastikan bahwa anoa dapat terus hidup dan berkembang biak tanpa terganggu oleh aktivitas pertambangan.
Langkah ini menunjukkan upaya serius perusahaan dalam melindungi keanekaragaman hayati lokal, terutama spesies yang terancam seperti anoa.
Baca Juga:
Digagas UIN Datokarama, Kelurahan Lere Kota Palu Direncanakan Menjadi Kawasan Budaya
Dengan adanya komitmen untuk mempertahankan habitat alami anoa, diharapkan bahwa upaya konservasi ini dapat memberikan perlindungan yang cukup bagi spesies ini di masa depan.
Detik-detik munculnya Anoa di kawasan tambang PT SCM ini pun dengan cepat beredar luas di media sosial dan menuai kecaman dari warganet.
"Kasihan ya alamnya rusak karena manusia. Sebetulnya boleh ambil hasil alam, tapi tetap memikirkan keseimbangan alam," komentar akun @mit***.
Kehadiran anoa di kawasan tambang PT SCM tidak hanya menyoroti tantangan konservasi di tengah aktivitas industri, tetapi juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara sektor industri dan lembaga konservasi untuk mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan bahwa anoa dan spesies lainnya dapat terus bertahan dan berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam di Sulawesi Tenggara. (*/Shofia)