Dokter RSJ Sambang Lihum Bongkar Penyebab Puluhan Warga di Banjarmasin Masuk Rumah Sakit Jiwa, Ternyata Bukan Hanya Karena Mabuk Kecubung

Kasus keracunan yang menimpa puluhan warga Kalimantan Selatan hingga mabuk ternyata bukan disebabkan konsumsi buah kecubung.
Kasus keracunan yang menimpa puluhan warga Kalimantan Selatan hingga mabuk ternyata bukan disebabkan konsumsi buah kecubung. Source: Foto/ilustrasi/Pixabay

Banjarmasin, gemasulawesi - Puluhan warga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, baru-baru ini mengalami keracunan yang menyebabkan mereka mabuk secara massal. 

Awalnya, banyak yang menduga bahwa buah kecubung, yang dikenal memiliki efek psikoaktif, adalah penyebab utama dari kejadian ini. 

Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, ternyata dugaan puluhan warga alami mabuk kecubung tersebut tidak akurat. 

Dr. Firdaus Yamani SpKJ(K), Psikiater Konsultan Adiksi dari RSJ Sambang Lihum, mengungkapkan bahwa sebenarnya penyebab mabuk massal ini adalah konsumsi pil tanpa merek dan tanpa label yang didapatkan dari penjual obat.

Baca Juga:
Anak Pertama Pasutri Lansia di Bogor yang Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah Akhirnya Buka Suara, Bantah Seluruh Tuduhan dengan Bukti Ini

"Pada awalnya, banyak yang mengira bahwa mabuk massal ini disebabkan oleh buah kecubung," kata Dr. Firdaus dalam Media Briefing.

Kecurigaan awal ini muncul karena efek mabuk yang dialami warga mirip dengan efek dari konsumsi buah kecubung. 

Namun, setelah melakukan wawancara dengan pasien yang telah sadar, diketahui bahwa mereka tidak mengonsumsi buah kecubung, melainkan pil putih tanpa merek dan tanpa label.

Menurut Dr. Firdaus, pil putih tersebut diperoleh dari penjual obat yang juga dikenal sebagai pemasok pil Carnophen atau Zenith. 

Baca Juga:
Soroti Jatuhnya Helikopter di Pantai Suluban Pecatu Bali Akibat Terlilit Layang-layang, Begini Kata Menteri Perhubungan Budi Karya

Pil-pil ini sering disalahgunakan untuk efek mabuk. Carnophen dan Zenith adalah obat yang mengandung PCC (Paracetamol, Caffeine, Carisoprodol). 

Obat ini sebenarnya digunakan untuk meredakan nyeri tulang, tetapi beberapa orang menyalahgunakannya sebagai stimulan atau obat penenang.

Dr. Firdaus menjelaskan bahwa penjual obat tersebut menawarkan pil baru yang diklaim sebagai varian terbaru dari Zenith. 

Beberapa pasien bahkan menyebut pil tersebut sebagai "pil koplo." Pil ini tampaknya mirip dengan pil Zenith, tetapi tanpa label yang jelas. 

Baca Juga:
Menikmati Keindahan Pulau Bawah Anambas, Kunjungilah Surga Tersembunyi dengan Ekosistem Alami di Kepulauan Riau

"Mereka mendapatkan pil ini dari penjual yang sama yang biasanya mereka beli pil Zenith. Pil ini tampaknya adalah produk baru yang tidak terdaftar," ungkapnya.

Kasus ini menyoroti bahaya dari penggunaan obat-obatan yang tidak terdaftar dan tanpa pengawasan medis. 

Pil yang tidak memiliki label atau merek jelas berpotensi menimbulkan risiko kesehatan yang serius. 

Penggunaan pil-pil ini bisa menyebabkan efek samping berbahaya, seperti keracunan, yang bisa menimbulkan kondisi mabuk atau bahkan lebih buruk.

Baca Juga:
Sempat Diperingatkan Warga Tapi Abai, Pelajar SMA yang Hendak Tawuran di Jakarta Barat Ini Tewas Tertabrak Kereta, Begini Kata Saksi

Di sisi lain, meskipun kasus ini tidak melibatkan buah kecubung, penting untuk mengingat bahwa kecubung tetaplah tanaman yang sangat berbahaya dan tidak boleh dikonsumsi sembarangan. 

Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) telah mengingatkan bahwa kecubung bukanlah obat tradisional yang aman, karena memiliki efek samping yang bisa membahayakan kesehatan.

Kasus mabuk massal ini juga menekankan perlunya edukasi masyarakat mengenai bahaya penyalahgunaan obat serta pentingnya memastikan bahwa obat yang dikonsumsi adalah produk yang aman dan terdaftar. 

Pemerintah dan pihak berwenang diharapkan lebih ketat dalam mengawasi peredaran obat-obatan tanpa izin untuk melindungi masyarakat dari risiko kesehatan yang tidak terduga. (*/Shofia)

...

Artikel Terkait

wave
Bertambah Lagi! Korban Mabuk Kecubung di RSJ Sambang Lihum Kota Banjarmasin Kini Jadi 56 Orang, Salah Satunya Anak di Bawah Umur

Warga yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, Banjarmasin, karena diduga mabuk kecubung terus bertambah.

Polda Kalsel Tetapkan 4 Tersangka Terkait Viralnya Kasus Puluhan Warga Mabuk Kecubung di Kalimantan Selatan, Ini Peran Para Pelaku

Polda Kalimantan Selatan menangkap empat orang terkait fenomena mabuk kecubung yang viral di media sosial.

Tanggapi Viralnya Kasus Puluhan Warga yang Masuk Rumah Sakit Jiwa Akibat Mabuk Kecubung, Polda Kalimantan Selatan Lakukan Investigasi

Polda Kalimantan Selatan respons cepat video viral yang beredar di media sosial terkait penggunaan kecubung hingga buat puluhan warga mabuk.

Terus Bertambah! Total Korban Mabuk Gegara Konsumsi Kecubung Kini Jadi 53 Orang dari 2 Rumah Sakit Jiwa di Kalimantan Selatan, Ini Detailnya

Korban mabuk kecubung di Kalimantan Selatan terus bertambah, kini menjadi 53 orang, 2 diantaranya meninggal dunia.

Alami Halusinasi Akibat Keracunan Kecubung, 44 Warga di Banjarmasin Masuk Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, 2 Diantaranya Meninggal Dunia

Puluhan warga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum usai keracunan akibat konsumsi kecubung.

Berita Terkini

wave

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.

KPK Ungkap Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pansus DPR Soroti Pembagian Tambahan yang Menyimpang

KPK dan DPR mengusut dugaan korupsi kuota haji 2023–2024, termasuk jual beli kuota dan pelanggaran aturan pembagian.

KPK Benarkan Pengembalian Uang oleh Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji

KPK mengonfirmasi pengembalian dana oleh Khalid Basalamah terkait kuota haji, serta ungkap kerugian negara capai Rp1 triliun.


See All
; ;