Luwu Timur, gemasulawesi – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik atau KKN-T Universitas Hasanuddin atau Unhas Gelombang 112 mengadakan kegiatan penyuluhan teknologi tepat guna atau TTG pembuatan pupuk organik cair dari limbah kakao untuk masyarakat di Desa Laskap, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Penggagas KKN-T Universitas Hasanuddin, Dodi Setiawan, dalam keterangannya di Makassar pada hari Minggu, tanggal 11 Agustus 2024, menyampaikan dalam pelaksanaan kegiatan ini mereka memberikan contoh kepada masyarakat petani kakao untuk membuat pupuk organik cair dari peralatan dan bahan yang sederhana.
Dodi Setiawan mengatakan peralatan tersebut juga mudah diperoleh di sekitar.
Dia menerangkan prosesnya dimulai dengan mengombinasikan beberapa limbah pertanian kakao, yaitu kulit buah dan juga daun kakao yang difermentasi menggunakan konsorsium bakteri di dalam rangkaian alat yang telah dibuat sebelumnya.
Dodi Setiawan, yang juga merupakan mahasiswa Biologi Universitas Hasanuddin ini, menyampaikan adapun rangkaian alat yang dibuat cukup sederhana dengan menggunakan tong plastik sebagai komponen utama dalam rangkaian alat pembuatan pupuk organik cair ini.
“Hal yang melatarbelakangi mahasiswa KKN-T Universitas Hasanuddin, mengadakan kegiatan ini adalah sebab hasil komoditas perkebunan utama Desa Laskap, yakni tanaman kakao mempunyai limbah kulit kakao yang tidak dimanfaatkan,” ujarnya.
Dikutip dari Antara, selain itu, juga memberikan pemahaman kepada petani akan seluruh potensi dari hasil pertanian atau perkebunan.
Juga meningkatkan kesadaran petani mengenai pentingnya menjaga lingkungan lewat penerapan sistem pertanian/perkebunan yang berkelanjutan.
Herman Zain, yang adalah Kepala Desa Laskap, mendukung penuh dan sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN-T Universitas Hasanuddin di desanya, sebab dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan pandangan baru dan motivasi untuk masyarakat.
Khususnya para petani kakao yang menjadi target utama dalam pelaksanaan kegiatan.
Dia mengatakan penerapan penggunaan pupuk organik di Desa Laskap, dia kira sangat bagus.
“Semoga warga antusias dapat melaksanakan pembuatan pupuk cair ini sebab dapat mengurangi limbah yang selama ini hanya dibuang percuma,” harapnya. (Antara)