Makassar, gemasulawesi – Pemerintah Kota Makassar atau Pemkot Makassar dan Kabupaten Bulukumba secara bersama menawarkan kerja sama pelaksanaan proyek strategis bidang bina marga kepada JTA International Investment Holding Qatar.
Dalam keterangannya, Pj Sekretaris KotaMakassar, Firman Hamid Pagarra, mengatakan Pemerinah Kota Makassar sendiri menawarkan 3 proyek strategis untuk dikerjakan secara bersama-sama jika JTA Qatar berinvestasi di Makassar.
Firman Hamid Pagarra menyampaikan beberapa yang ditawarkan seperti Japorate atau jembatan layang 3 lantai yang telah dibahas 2023 dalam investor Forum dan Kegiatan F8.
Dia mengatakan Japorate ini merupakan program jalan tol layang 3 tingkat.
“Ada beberapa yang kita tawarkan, tentu pertama berkaitan dengan Japorate yang telah kita bahas di tahun 2023,” ujarnya.
Dikutip dari Antara, dia menerangkan Japorate atau jembatan layang 3 lantai adalah salah satu rencana proyek dari Pemerintah Kota Makassar yang rencananya akan dibangun di kawasan Anjungan Pantai Losari dengan nilai investasi 5 triliun rupiah.
“JTA International Investment Holding Qatar ini bukan hanya perusahaan swasta biasa, tetapi perusahaan investasi yang saat ini sedang memperluas wilayah investasi di sejumlah sektor,” katanya.
Di sisi lain, Bawaslu Sulawesi Selatan mengajak kaum perempuan untuk ikut andil mengawasi tahapan Pilkada tahun 2024.
Ketua Bawaslu Sulawesi Selatan, Mardiana Rusli, menyampaikan peran perempuan mestinya dipandang penting untuk ditingkatkan sebagai bagian dari afirmasi perempuan dalam demokrasi.
“Terutama dalam pengawasan partisipatif,” ucapnya.
Mardiana menyatakan kegiatan itu memiliki tujuan untuk mendorong pengawasan partisipasi perempuan, bersama stakeholder dengan audiens kelompok-kelompok perempuan di Sulawesi Selatan.
“Termasuk anggota Bawaslu dari perwakilan perempuan dan juga komisioner KPU perwakilan perempuan dari kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan,” tuturnya.
Saiful Jihad, yang merupakan anggota Bawaslu Sulawesi Selatan, pada kesempatan tersebut menekankan pentingnya perempuan dalam menciptakan suasana Pemilu yang lebih damai, kritis, serta dengan edukasi politik sehat, diharapkan dapat dibangun oleh para praktisi perempuan. (Antara)