Kota Gorontalo, gemasulawesi – Menurut laporan, nilai ekspor bulan Juli 2024 Provinsi Gorontalo sebesar 11.810.988 Dolar.
Nilai ini terjadi peningkatan ekspor Provinsi Gorontalo sebesar 203,47 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni bulan Juni 2024 yang sebesar 3.891.947 Dolar.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhammad Mukhanif, mengatakan dalam keterangannya pada hari Senin, tanggal 2 September 2024, bahwa ekspor yang melalui pelabuhan/bandara di Provinsi Gorontalo pada bulan Juli 2024 adalah sebesar 9.548.324 Dolar, yakni komoditas ikan tuna (HS 03), pelet kayu (HS 44), dan jagung (Hs 10).
Dia juga menerangkan nilai impor Provinsi Gorontalo pada bulan Juli 2024 sebesar 1.236.825 Dolar.
Kegiatan impor ini berupa kelompok komoditas bahan bakar mineral (HS 27), mesin dan peralatan mekanik (HS 84), barang dari besi & baja (HS 73), serta mesin dan peralatan listrik (HS 85).
Di sisi lain, Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo memprogramkan revitalisasi bahasa daerah untuk menguatkan pemakaian di masyarakat dan juga menghindari kepunahannya.
Upaya ini dilakukan sebab ada indikasi bahasa Gorontalo mulai ditinggalkan petuturnya.
Ahmad Nawari, yang merupakan Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, pada hari Jumat, tanggal 30 Agustus 2024, mengatakan dalam 2 pekan, ada 1 bahasa daerah yang punah di Indonesia.
“Kondisi ini mendorong Kantor Bahas Provinsi Gorontalo untuk memprogramkan revitalisasi Bahasa Gorontalo,” ujarnya.
Dia menyampaikan ada 718 bahasa daerah di Indonesia, sebagian dari bahasa itu mengalami kepunahan.
“Idealnya, jangan punah, paling tidak perlambat kepunahannya,” katanya.
Dia memantau penggunaan bahasa Gorontalo dalam keluarga telah sangat kurang.
Nawari memisalkan pada keluarga yang terdiri dari ayah-ibu orang Gorontalo, tetapi dalam kesehariannya tidak menuturkan bahasa ibu kepada anak-anaknya.
Dia menyatakan pada lingkungan di luar lingkungan keluarga, penuturan bahasa daerah ini jauh lebih berkurang, sehingga pemerolehan bahasa ini sangat berkurang. (*/Mey)